Sosialisasi Peran Pokdarwis Dalam Mengkampanyekan Sadar Wisata Terhadap Wisatawan, Masyarakat, Maupun Dirinya Sendiri Menuju Pariwisata Berkelanjutan Di Desa Bahu Palawa

Palangka Raya, Media Dayak 

Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh LPPM Univesitas Palangka Raya (UPR) dengan Tim Pengabdian yaitu Yorgen Kaharap Nahan, M.Si, Dotrimensi, M.Si dan Ferry Setiawan, SH, M.S.P yang dalam melakukan pedampingan kepada masyarakat desa Bahu Palawa dalam rangka Sosialisasi Peran Pokdarwis dalam Mengkampayekan Sadar Wisata Terhadap Wisatawan dan Masyarakat dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Bahu Palawa, hadr dalam acara tersebut Kepala Desa Bahu Palawa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Ibu PKK, Tokoh Pemuda dan Masyarakat Peduli Wisata dalam rangka mewujudkan Program Desa Wisata “Sungei Tamba Eco Tourism di Desa Bahu Palawa”.
Dalam penyampaian sosialisasi tersebut disampaikan oleh Yorgen Kaharap Nahan sebagai Ketua Tim Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat “bahwa pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat local baik yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung pada industri pariwisata (Hausler). Hal ini dilakukan dengan bentuk memberikan kesempatan (akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan melalui kehidupan yang lebih demokratis termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat local”.
Lebih lanjut dikatakan”perubahan dari wisata masal menjadi wisata alternative memberikan keuntungan bagi desa wisata sebagai pilihan dalam pengembangan pariwisata. Karena pada desa wisata umumnya memiliki keragaman produk yang dapat ditawarkan kepada wisatawan dengan produk utama yaitu kehidupan sehari-hari masyarakat di desa. Pengalaman yang diberikan kepada wisatawan berupa keragaman budaya, keunikan alam, dan karya kreatif di desa. Selain perubahan pada motivasi wisatawan, Organization for Economic Cooperation and development. Menyampaikan Megatren Pariwisata yang akan membentuk Pariwisata Masa Depan yaitu: Tren perjalanan wisatawan saat ini mengalami perubahan yaitu dari wisata massal (mass tourism) kearahwisataal ternatif (alternative tourism). Perubahaninimengarah pada jeniskegiatanwlsata yang berorientasi pada wisata alam atau budaya local dengan tujuan untukmeningkatkan wawasan, petualangan, dan belajar, seperti wisata petualangan (adventure tourism) – mendaki gunung (hiking), berjalan (trekking), dan juga wisata yang menawarkan pengalaman langsung kepada wisatawan seperti wisata perdesaan (village tourism), dan sebagainya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Desa Bahu Palawa Forducun mengtakan “Wisata Desa sebagai daya tarik alternative Wisata alternative tematik yang menyajikan aktivitas perdesaan dan kearifan local masyarakat sebagai atraksi.Desa memiliki potensi sebaga destinasi wisata yang berbasis komunitas dan berlandaskan pada kearifanlokalkulturalmasyarakatnya dan juga dapatsebagaipemicupeningkatanekonomi yang berprinsip gotong royong dan berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan konsep membangun dari pinggiran atau dari desa untuk mensejahterakan masyarakat dengan hadirnya Konsep Desa Wisata Bahu Palawa yaitu dengn mengangkat Legenda Sungei Tamba sebagai sungai obat (healing river) ungkap Fordecun.
Pemerintah desa memiliki otonomi sendiri untuk mengelola sumber daya dan arah pembangunannya. Kearifan local adalah roh utama dalam pengelolaan desa wisata. Nilai kearifan local terwujud dalam masyarakat melalui nilai keunikan budaya maupun tradisi yang dimiliki oleh masyarakat, nilai keotetikan yang sudah mandarah daging dalam budaya masyarakat setempat, sertakeasliannilai-nilaitradisi yang muncul di masyarakat. Nilai- nilaiini yang akanmenarikwisatawanmengunjungi Desa Wisata. Salah satu model pengembangan pariwisata yang memberdayakan masyarakat dengan Community Based Tourism (CBT) adalah pengembangan desa wisata.
Desa Bahu Palawa merupakan salah satu desa yang mencoba mengurangi urbanisasi masyarakat dari desa kekota karena banyak aktivitas ekonomi di desa yang dapat diciptakan. Selain itu juga, desa wisata dapat menjadi upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi budaya lokal dan nilai-nilai kearifan local (local wisdom) yang ada di masyarakat. Berdasarkan klasifikasi desa wisata, desa ini masih dikategorikan Desa Wisata Rintisan dimana pertama, Masih berupa potensi yang dapat dikembangka nuntuk menjadi destinasi wisata. kedua, Pengembangan sarana prasarana wisata masih terbatas.ketiga, Belum ada/masihsedikitsekaliwisatawan yang berkunjung dan berasal darimasyarakat sekitar. keempat, Kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum tumbuh. kelima, Sangat diperlukan pendampingan dari pihak terkait (pemerintah, swasta). keenam, Pengelolaan kampung wisata masih bersifatl okal.
Dalam penjelasnya di acara sosialisasi Yorgen Kaharap Nahan menjelaskan bahawa tujuan dari kegiatan ini dapat membangu budaya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul, solutif, dan memiliki dampak yang signifikan terhadap persoalan di masyarakat dan juga member pengalaman belajar yang melibatkan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam perspektif MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Selain itu juga membangun kebersamaan antara dosen, mahasiswa, warga komunitas khususnya Pokdarwis, Pemerintah untuk sama-sama memecahkan permasalahan melalui prosedur keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Mengembangkan Konsep keberlanjutan pariwisata, yang sesuai dengan karakter masyarakat setempat, mengangkat potensi ekonomi local sehingga lebih dapat sejahtera kehidupannya” ungkap Yorgen”.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Yorgen menjelaskan ang didapingi oleh Kades Bahu Palawa, Tokoh Pemuda dan Ibu PKK “Untuk diketahui bahwa Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan salah satu unsur yang dimaksud untuk menggerakkan kesadaran kepariwisataan dikalangan masyarakat yang berada dalam kawasan wisata atau objek wisata. Kehadirannya sebagai mitra dari stakeholder yang ada bertujuan untuk membantu pengembangan kepariwisataan yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Perbedaan motif dari ekspresi kepentingan tersebut kemudian menimbulkan masalah yang kompleks dan sulit diselesaikan. Harapannya pihak-pihak terkait dan Pokdarwis bersama-sama menjalankan peran dan fungsinya dalam pengembangan kepariwisataan. Lanjut Yorgen sebagai wujud Program Tridarma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat teeutama kepada Masyarakat Desa Bahu Palawa tandasnya.(Ist/Lsn)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait