ilustrasi
Palangka Raya, Media Dayak
Angka stunting di beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dinilai masih cukup tinggi, yaitu mencapai sekitar 35 persen. Sehingga angka stunting di daerah ini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalteng.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti, Kamis (24/1) menyampaikan, Kalteng menjadi penyumbang stunting tertinggi di Indonesia, sedangkan Kabupaten tertinggi mengalami stunting adalah Kabupaten Gunung Mas pada 2017 lalu.
Menurutnya, gizi buruk seperti ini sebenarnya bukan karena faktor kemiskinan, tapi karena pola hidup dalam keluarga yang tidak benar. Sementara, hal inilah penyebab di Kalteng mengalami peningkatkan stunting, dan mungkin pengedaran garam beryodium tidak sampai di daerah-daerah.
“Untuk mengurangi stunting di Kalteng tidak hanya dengan perbaikan gizi saja, dan ini sangat mudah karena SDA terpenuhi di Kalteng, seperti ikan dan dan hewani,” urai Suyuti.
Tidak hanya itu, Posyandu yang tidak berjalan menjadi salah satu penyebab meningkatnya stunting di Kalteng. Upaya pemprov saat ini akan menghidupkan Posyandu. Rencananya, sambung Suyuti, pihaknya akan rapat dengan Pokjanal untuk membahas terkait hal ini.
“Kami sudah koordiansi dengan ibu Gubernur Kalteng untuk merevitalisasi Posyandu, karena smpai saat ini hanya 17 Posyandu yang aktif. Nanti jika sudah disepakati oleh pokjanal maka kami akan meminta gubernur menyurati bupati agar menghidupkan kembali Posyandu di daerah-daerah,” bebernya.
Lebih lanjut Suyuti menjelaskan, stunting ini harus diintervensi sejak dini karena dampak yang akan ditimbulkan ialah 18 tahun mendatang. IQ menurun dan sangat berdampak pada pekerjaan, paling tidak mereka hanya bisa menjadi pekerja kasar dan mempengaruhi perekonomian ke depan.
“Kami berharap setiap tahun tren stunting menurun minimal 5 persen setiap tahun sehingga di Kalteng menurun di bawah 20 persen,” tuturnya.
Terpisah, sebelumnya Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, Fahrizal Fitri mengatakan, angka stunting di Provinsi Kalteng pada 2017 mencapai 39 persen atau di atas angka rata-rata Nasional. Sehingga penangulangan stunting di daerah ini menjadi perhatian pemerintah Provinsi Kalteng, karena target Nasional adalah 20 persen.
Sementara stunting yang cukup besar terjadi antara lain di daerah Kabupaten Gunung Mas, Seruyan, Murung Raya, dan Berito Timur, meski di daerah Berito Timur tersebut sudah mulai turun.
Diharapkan ada upaya bersama untuk menurunkan angka stunting tersebut. Karena dengan penurunan angka stunting tersebut, diharapkan generasi Kalteng kedepan adalah generasi yang produktif.
Dikatakan Sekda, penanggulangan stunting ini tidak hanya menjadi tugas Dinas Kesehatan saja, namun menjadi tugas bersama. Bahkan diharapkan dalam usulan DAK fisik tahun 2019, agar usulan yang terkait penangulangan stunting tersebut dapat lebih besar lagi.
“Stunting ini merupakan salah satu masalah di daerah ini. Sehingga dengan usulan yang besar tersebut, maka diharapkan akan ada pembiayaan yang memadai agar rencana aksi daerah yang akan dibentuk untuk penangulangan stunting tersebut bisa terlaksana dengan maksimal,” tutupnya.(YM)