Plt Kepala DiskominfoSantik Provinsi Kalteng Rangga Lesmana saat menyampaikan paparannya, Selasa (1/7/2025)(MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Pemerintah Provinsi Kalteng terus mendorong pemerataan akses informasi dan komunikasi melalui penyediaan sarana internet di wilayah pedalaman. Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DiskominfoSantik) Provinsi Kalteng, Rangga Lesmana, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Program HUMA BETANG, yang salah satu fokusnya adalah peningkatan akses sinyal dan internet di daerah terpencil.
Hal tersebut disampaikan Rangga saat memimpin rapat bersama Diskominfo kabupaten/kota se-Kalteng terkait penyediaan sarana internet di daerah, khususnya untuk kantor desa dan fasilitas pelayanan publik seperti Posyandu, Posbindu, Sekolah Dasar (SD), serta fasilitas lainnya yang mengalami kesulitan akses jaringan. Rapat digelar di Aula Kanderang Tingang, DiskominfoSantik Provinsi Kalteng, Selasa (1/7/2025).
“Bantuan perangkat sarana internet yang telah dan akan diberikan Pemprov Kalteng diproses melalui mekanisme hibah barang kepada Dinas Kominfo kabupaten/kota. Harapannya, seluruh masyarakat Kalteng, termasuk di pedalaman, dapat menikmati layanan internet,” ujar Rangga.
Berdasarkan data DiskominfoSantik Provinsi Kalteng per 16 Mei 2025, tercatat sebanyak 376 desa/kelurahan di 11 kabupaten dan 1 kota masih tergolong blankspot atau sulit dijangkau jaringan internet. Rinciannya antara lain:
Barito Selatan: 27 desa
Barito Timur: 39 desa
Gunung Mas: 50 desa
Kapuas: 35 desa
Katingan: 34 desa
Palangka Raya: 11 kelurahan
Kotawaringin Barat: 16 desa
Kotawaringin Timur: 14 desa
Lamandau: 45 desa
Murung Raya: 44 desa
Pulang Pisau: 6 desa
Seruyan: 55 desa
Rangga mengungkapkan, hingga 30 Juni 2025, sebanyak 202 perangkat internet Starlink telah aktif di desa/kelurahan sasaran. Sebanyak 18 perangkat lainnya belum aktif, sementara 149 perangkat masih dalam proses distribusi. Pemerintah menargetkan seluruh 376 perangkat Starlink dapat beroperasi penuh pada minggu pertama Agustus 2025.
“Beberapa kendala dalam pendistribusian antara lain kondisi jalan yang sulit, keterbatasan armada, ketidakhadiran perangkat desa, penolakan bantuan, serta kurangnya SDM yang bisa dilatih untuk mengoperasikan perangkat,” jelasnya.
Rangga juga merinci tahapan program penyediaan internet:
Mei 2025: Pendataan desa/kelurahan blankspot
Mei–Agustus 2025: Tahap 1 distribusi dan instalasi perangkat Starlink
Juni–Agustus 2025: Pendataan tambahan lokasi prioritas
September–Desember 2025: Tahap 2 distribusi dan instalasi lanjutan
Tahun 2026: Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Pemprov Kalteng juga telah mengusulkan penambahan 500 perangkat Starlink melalui APBD Perubahan 2025, yang akan dialokasikan untuk sekolah dan fasilitas publik di seluruh desa/kelurahan di Kalteng.
“Diperlukan data yang tepat dan akurat agar program prioritas ini benar-benar tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tegas Rangga.
Sebagai bagian dari proses validasi, DiskominfoSantik telah menyurati Dinas Kominfo kabupaten/kota se-Kalteng melalui Surat Nomor 500.14/501/Bid.3/Diskominfo/I/ 2025 tanggal 11 Juni 2025, dengan perihal permintaan data fasilitas pelayanan publik yang mengalami kesulitan akses jaringan internet.(MMC/YM/Aw)