Suhaemi
Palangka Raya, Media Dayak
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Suhaemi mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi target Dinsos di tahun 2019 kedepan. Dikatakan Suhaemi, yang pertama menjadi salah satu target Dinsos Kalteng, yaitu Kalteng bebas desa terpencil (tertinggal) suku Dayak yang dipedalaman, yang miskin akses pendidikan, akses kesehatan, akses teknologi, kemudian juga akses sosial yang sangat rendah, mereka akan diberikan fasilitas yang memadai sehingga tidak tertinggal lebih jauh dari masyarakat perkotaan.
“Kita sangat bersyukur diberikan bantuan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah provinsi Kalteng, untuk pembangunan dua Kabupaten di tahun 2019, yaitu Kabupaten Katingan dan Kabupaten Murung Raya, sehingga kita bisa melanjutkan pembangunan desa di dua Kabupaten tersebut, kalau di Kabupaten lainnya sudah kita tangani sebelumnya,” ucap Suhaemi.
Ditambahkan Suhaemi, target Dinsos kedua yaitu menutup lokalisasi yang masih ada di kawasan Provinsi ini, “Kita telah mempunyai komitmen dan telah berkoordinasi dengan beberapa Kabupaten yang belum menutup lokalisasi yang ada di daerah mereka, seperti Kabupaten Barito Utara, Barito Timur, Katingan dan kota Palangka Raya dengan melakukan pendekatan dengan pola prosedur yang ada,” urainya, Jum’at (4/1)
Menurutnya, yang bertanggung jawab dalam hal tersebut adalah yang berkepentingan langsung, yaitu Kabupaten/Kota di wilayah masing-masing, sedangkan provinsi hanya memfasilitasi dan juga akan mendukung fasilitas dan anggaran, khususnya untuk pemberdayaan eks penghuni lokalisasi, sehingga nantinya jika mereka di pulangkan ke kampung halaman mereka masing-masing bisa mandiri dan hidup layak.
“Pemerintah akan memberikan modal mikro usaha kecil kepada para eks penghuni lokalisasi, hal ini diberikan agar yang bersangkutan bisa mengembangkan usaha sehingga tidak berpindah mencari lokalisasi lainnya,” tandas Suhaemi.
Yang ketiga, yang menjadi target Dinsos, yaitu Kalteng bebas anak jalanan. “Kita akan bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan Satpol PP, agar tidak ada lagi anak-anak jalanan yang berkeliaran di jalan-jalan, seperti anak-anak funk dan yang lainnya Provinsi ini, kita akan tampung dan kalau memenuhi syarat kita akan didik life skillnya,” imbuh Kadisos Kalteng.
Menurutnya, saat ini Dinsos memiliki panti, yaitu tempat pusat pendidikan selama 6 bulan, tempat melatih dan mendidik life skill dan keterampilan susai dengan bakat masing-masing anak.
Lebih lanjut Suhaemi menjelaskan apa yang menjadi dilema di Provinsi ini yaitu pasung yang masih saja ada dimana-mana. “Satu hal yang agak berat menurut kami adalah Kalteng, bebas pasung, sebenarnya pemerintah pusat dan provinsi menargetkan 2019 Kalteng bebas pasung atau orang sakit jiwa dipasung, meskipun sebenarnya orang sakit jiwa bukan tupoksi Dinas Sosial, malainkan Dinas Kesehatan, tetapi orang yang dinyatakan sembuh dari tidak waras, untuk tahap berikutnya adalah tanggung jawab Dinsos,” ujarnya.
Dikatakan Suhaemi lagi, yang sulit nantinya bebas pasung, adalah orang sakit yang hyperaktif, yang bisa membahayakan dirinya ataupun orang lain, merekalah biasanya yang di pasung, dan yang menjadi permasalahan Pemerintah saat ini, hanya memiliki satu rumah sakit jiwa dan daya tampungnya sangat terbatas.
“Hal itu yang membuat di Kalteng sulit bebas pasung, di Kabupaten Katingan misalnya, saat ini yang terdata ada kurang lebih 30 orang mengalami sakit jiwa dan di pasung keluarganya,” tutur Suhaemi menjelaskan target keempat Dinsos Kalteng di Tahun 2019.
Namun menurutnya, pemerintah terus berupaya, salah satunya dengan membangun secara bertahap panti sosial di Kawasan Tangkiling, diperkirakan pada tahun 2020 akan selesai dan dapat digunakan. Suhaemi juga berharap beberapa target yang direncanakan Dinsos Kalteng bisa terlaksana di Tahun 2019, sehingga terwujudnya Kalteng BERKAH, yakni Bermatabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah dan Harmonis.(Ym/Lsn)