foto : Sekdaprov Kalteng Didampingi Kepala Perwakilan BI Kalteng Wuryanto foto bersama dengan pemenang BI Award Tahun 2018, di Acara Pertemuan Tahunan BI, Swissbell Hotel Danum Palangka Raya, Selasa (18/12). (Dayak Pos/Yanting)
Palangka Raya, Media Dayak
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2018 di Palangka Raya, Selasa (18/12). Kegiatan yang mengusung tema “Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan” tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, Kepala Otoritas Jasa Keuangan, Kepala Bulog Divre Kalteng dan mitra kerja Kerja Bank Indonesia (BI) lainnya.
Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran, melalui Sekda Kalteng Fahrizal Fitri mengatakan, memasuki penghujung tahun 2018, Provinsi Kalteng berada pada level yang cukup baik di atas pertumbuhan nasional dan provinsi lain di pulau Kalimantan. Hal ini merupakan buah kerja keras dan koordinasi antara pimpinan daerah, SOPD, BI, perbankan dan juga lembaga lain.
Dikatakan Fahrizal pertumbuhan ekonomi Kalteng saat ini masih didominasi oleh Sumber Daya Alam (SDA) dan Ekspor bahan mentah.
“Beberapa upaya telah kita lakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan tersebut, bulan lalu Dinas koperasi dan UMKM dan yang bekerjasama dengan BI dan perbankan menyelenggarakan temu Akbar 1000 UMKM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya kita dalam mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih inklusif dan langsung menyentuh ke masyarakat,” ucap Fahrizal Fitri.
Selanjutnya, dari sisi pergerakan harga, pada Tahun 2018, nilai inflasi di Provinsi Kalteng masih dalam kisaran target inflasi nasional. Namun perlu diwaspadai kenaikan harga-harga barang yang terjadi pada musim liburan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru 2019.
Sekda menghimbau kepada masyarakat agar tidak berlebihan dalam membeli barang. “Saya beserta jajaran SKPD dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) akan memastikan ketersediaan stok bahan pangan kepada masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Sekda menegaskan, perlu melakukan koordinasi dalam pengendalian inflasi karena berbagai tantangan perekonomian kedepan, mengharuskan adanya upaya penurunan inflasi ke tingkat yang dapat meningkatkan daya saing perekonomian. hal ini sejalan dengan target inflasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2018-2020 sebesar 3,5±1 persen, di mana angka ini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Eratnya koordinasi, khususnya antara pemerintah daerah dan BI, satgas pangan, dan rekan-rekan instansi lain terkait pengendalian inflasi di daerah juga terwujud di Prov Kalteng. Dengan telah ter diluncurkannya program inovasi Supply Chain Daging Ayam Segar Beku yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan upaya pengendalian tingginya harga daging ayam ras di Prov Kalteng,” tuturnya.
Sekda berharap pertemuan tahunan Bank Indonesia dapat memberikan manfaat untuk mewujudkan dan mencapai visi Prov Kalteng, yaitu Kalteng Maju, Mandiri dan Adil untuk Kesejahteraan segenap masyarakat, menuju Kalteng BERKAH.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Wuryanto, menyampaikan, ditengah kondisi perekonomian global yang sedang tidak kondusif, secara umum perekonomian Kalteng tahun 2018 berada pada level yang cukup baik.
“Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018 meningkat sebesar 6,48 persen (yoy) dari 5,66 persen (yoy) pada triwulan II 2018. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari seluruh provinsi di Pulau Kalimantan dan pertumbuhan Nasional,” beber Wuryanto.
Ditambahkan Wuryanto, prospek perekonomian kedepan pada tahun 2019, yaitu pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melandai yang disebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat serta melandainya pertumbuhan ekonomi Uni Eropa dan Tiongkok.
“Pada tahun 2019, BI akan mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk dapat menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia dengan memperluas program pemberdayaan usaha pesantren dan pengembangan ekosistem halal value chain, pengembangan ekonomi syariah memiliki potensi untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kalteng. Besarnya pasar komoditas halal kosmetik, halal fashion, syariah dan wisata halal di Indonesia menjadi potensi bagi Kalteng untuk mengembangkan produk tersebut dan ikut terlibat dalam ekonomi syariah nasional,” kata Wuryanto.(YM)