Ketua DAD : Pemuda Harus Beperan Serta Melestarikan Adat Budaya Dayak

Pembukaan Rapat Kerja DAD Kalteng, di Istana Isen Mulang, Kemarin. (Dayak Pos/Novan)

Bacaan Lainnya

Palangka Raya, Media Dayak

     Sebagai upaya dalam melestarikan kearifan lokal serta menerapkan falsafah Huma Betang suku Dayak di Bumi Tambun Bungai, Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Rapat Kerja (Raker), di Istana Isen Mulang, Minggu (10/3) kemarin.

Dalam pembukaan kegiatan yang mengusung tema “3 kearifan Lokal Masyarakat Kalteng”, diantaranya yaitu menjunjung tinggi Filosofi Huma Betang, mengedepankan Prinsif Belum Bahadat dan Kalteng Bumi Tambun Bungai Sebagai Bumi Pancasila tersebut, Ketua Harian DAD Kalteng sekaligus Ketua panitia pelaksana Raker DAD, Andie Elia Embang mengungkapkan, salah satu tujuan dari kegiatan Raker DAD ini adalah untuk meningkatkan sinergitas dan menciptakan harmonisasi maupun kerukunan, bagi seluruh lembaga adat Dayak.

“Selain melestarikan kearifan lokal masyarakat Dayak, salah satu tujuan dari terselenggaranya kegiatan Raker ini adalah untuk meningkatkan sinergitas dan menciptakan harmonisasi maupun kerukunan bagi seluruh masyarakat maupun Lembaga adat Dayak, serta menyatukan visi dan misi DAD Kabupaten/Kota untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat untuk memperkokoh perstauan dan kesatuan di Bumi Tambun Bungai,” Ucap Elia saat menyampaikan laporan Kegiatan.

Selain itu, sambungnya, sebagai suku asli Bumi Tambun Bungai, sudah seharusnya masyarakat menjunjung tinggi prinsip Belum Bahadat (Hidup Beradat-Red) yang sesuai dengan filosofi Huma Betang, guna menjaga ketentraman dan kedamaian di Kalimantan Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sebagai bagian dari NKRI, ada 3 prinsip yang harus kita junjung sebagai suku Dayak. Yaitu menjunjung fikosofi Huma Betang, dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung, kemudian mengedepankan prinsip Belum Bahadat dan yang terakhir Bumi Tambun Bungai adalah Bumi Pancasila. Oleh karena itu dengan adanya pelaksanaaan Raker ini, kita berharap kearifan lokal serta prinsip-prinsip yang menjadi pedoman hidup ini bisa tetap terjaga,” ujar Rektor Univeraitas Palangka Raya (UPR) ini.

Di sisi lain, Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng, H. Agustiar Sabran dalam sambutannya menekankan, agar pelestarian kearifan lokal maupun hal-hal yang berbau adat tidak hanya dilakukan oleh kalangan tua, tetapi para pemuda juga harus berperan serta dalam menumbuhkan rasa memiliki terhadap adat, budaya dan kearifal lokal dari Suku Dayak.

“Di sinilah seharusnya pemuda sebagai generasi penerus kita, bisa berperan serta dalam melestarikan adat, budaya dan kearifan lokal Suku Dayak. Jangan sampai para Pemuda tidak mengerti dari falsafah Huma Betang dan Belum Bahadat. Oleh karena itu, sudah saatnya turut serta dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap Adat budaya Dayak,” terang Agustiar.

Untuk diketahui, Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Yakobus dan diikuti oleh 650 peserta, diantaranya yaitu 175 peserta perwakilan DAD Kabupaten/Kota, 85 Mantir Adat dan kurang lebih 200 undangan lainnya dari berbagai lembaga adat dimana usai kegiatan pembukaan secara resmi oleh ketua DAD Kalteng, Kegiatan Rakor akan kembali dilanjutkan di Betang Hapakat, jalan RTA. Milono Km. 4.(Nvd)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *