Dinkes Barut Sosialisasi Pengelola Pelayanan Kesehatan Tradisional Puskesmas

PERTEMUAN PENGELOLA PELAYANAN-Kadis Kesehatan Barito Utara H Siswandoyo saat membuka kegiatan sosialisasi pertemuan pengelola pelayanan kesehatan tradisional puskesmas, Kamis (2/12) di aula Kecamatan Teweh Tengah.(Media Dayak: Lana)

Muara Teweh, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara (Dinkes Barut) menggelar sosialisasi pertemuan pengelola pelayanan kesehatan tradisional puskesmas, Kamis (2/12) di aula Kecamatan Teweh Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan H Siswandoyo saat menyampaikan sambutannya mengatakan pada saat ini pelayanan kesehatan tradisional semakin dinikmati masyarakat dan menjadi salah satu pilihan dalam menyelesaikan masalah kesehatan. “Saat ini pelayanan kesehatan dengan konsep back to nature banyak mendapat perhatian dari masyarakat,” katanya.

Hal ini kata dia berdasarkan UU Kesehatan nomor 36 tahun 2014 yang mengatur tentang pelayanan kesehatan  tradisional, alternatif dan komplementer.

Dikatakan Siswandoyo, berdasarkan hasil riset kesehatan dasat (Riskesdas) tahun 2020, presentase penduduk Indonesia yang pernah mengkonsumsi jamu/obat tradisional pada semua kelompok umur mengalami peningkatan.

“Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat dengan menggunakan obat-obatan tradisional dan masyarakat sudah memanfaatkan tanaman tradisional secara turun-temurun untuk memelihara kesehatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kadis Kesehatan, pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan terkait pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer mengingat bangsa Indonesia yang memiliki banyak kekayaan alam berupa tumbuh-tumbuhan.

“Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan ke layanan konvensional yang selama ini di gunakan di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu juga jelasnya, pelayanan kesehatan tradisional adalah bagian dari upaya menggunakan bahan alam yang merupakan warisan leluhur.

“Pelayanan kesehatan tradisional harus dapat dilaksanakan secara aman, bermanfaat, bermutu dan dapat di pertanggung jawabkan serta tidak boleh digunakan apabila membahayakan jiwa, melanggar susila yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat,” ucapnya.

Untuk mendukung tercapainya pelayanan yang optimal maka tenaga kesehatan di puskesmas harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan upaya tersebut.

“Hal ini dianggap penting, untuk mendukung pelayanan pengobatan tradisional yang bekualitas harus diimbangi dengan pengetahuan pengelola program kesehatan tradisional agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik,” kata Siswandoyo.

Kepala Bidang Pelayanan Sumber Daya Kesehatan (Kabid PSDK) Ruyanto mengatakan tujuan dari dilaksanakannya pertemuan pengelola layanan kesehatan tradisional puskesmas ini adalah untuk menyamakan persepsi terkait tugas fungsi layanan kesehatan tradisional, indikator renstra program kesehatan tradisional sertaa pencatatan dan laporan kegiatan Yankestrad di puskesmas.

“Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 17 orang terdiri dari satu orang masing-masing puskesmas, yaitu pemegang program pengelola kesehatan tradisional puskesmas,” pungkasnya.(lna/Aw)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *