Barito Utara Terima Hibah Dari Bappenas Dan Kemenkes RI

Sekda Barito Utara Ir H Jainal Abidin MAP didampingi Plt Kadis Kesehatan Barito Utara H Siswandoyo usai menerima bantuan hibah dari Bappenas dan Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu, di Jakarta.(Media Dayak:Ist)

Bacaan Lainnya

Muara Teweh, Media Dayak

     Kabupaten Barito Utara (Barut) menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang menerima bantuan hibah anthropometry kit, cetakan jamban, dan tablet tambah darah untuk mendukung program pengurangan stunting. Bantuan tersebut yang dibiayai oleh luar negeri ini untuk mengurang angka stunting.

Bantuan dari Pemerintah Pusat ini diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Utara (Sekda Barut) Ir H Jainal Abidin MAP didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara H Siswandoyo, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sekda Barito Utara H Jainal Abidin didampingi Plt Kadis Kesehatan, Jumat (15/2) mengatakan bahwa bantuan yang diserahkan berupa barang dari pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kementerian Kesehatan ini untuk program mengatasi masalah stunting berasal dari Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) yang dibiayai luar negeri. Bantuan ini terlaksana dengan dana hibah dari Millennium Challenge Compact (MCC).

“Manfaat bantuan itu untuk mencegah atau mengurangi angka stunting yang ada di Kabupaten Barito Utara. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita (tidak maksimal) atau kekurangan gizi kronis pada sepuluh hari pertama kehidupan anak. Jika kita lihat anak usia 5 (lima) tahun dengan tinggi normal 110 cm, tapi yang terkena stunting mungkin tingginya 100 cm,” kata Sekda H Jainal Abidin.

Stunting ini, katanya, juga fisiknya ada sedikit pengaruhnya terhadap inteligensia. Intelegensia ini adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

“Diharapkan dengan adanya bantuan tersebut intervensinya adalah tambah darah (suplemen) yang diberikan kepada ibu yang mengandung (hamil) agar anak dalam kandungannya lebih sehat, sesuai dengan gizi yang diperlukan untuk kehamilan tercukupi,” katanya.

Sementara Plt Kadis Kesehatan Barut, H Siswandoyo menambahkan, antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak.

“Jadi setiap bulan di posyandu-posyandu terus melakukan antropometri ini untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan si balita, dan setiap bulan harus meningkat, jangan sampai berada di bawah garis merah (BGM),” jelas Plt Kadis Kesehatan Barut ini.

Siswandoyo menjelaskan, saat ini isunya lagi isu stunting. Di Kabupaten Barito Utara pada lima tahun sebelumnya angka stunting ini mencapai 37 persen anak balita di daerah ini terkena stunting. Dan setelah ada intervensi menjadi menurun sekitar 30 persen.

“Pada lima tahun lalu, Kabupaten Barito Utara diberikan bantuan hibah anthropometry kit, cetakan jamban dan tablet tambah darah dan pelatihan-pelatihan kader posyandu, pelatihan bidan, palatihan tenaga kesehatan lainnya, untuk mendukung program pengurangan stunting ini. Dan saat ini angka stunting di Kabupaten Barito Utara dari 37 persen menjadi 30 persen, turun sekitar 7 persen,” katanya.(lna/aw)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait