Wabup Gumas Efrensia L.P Umbing. (Media Dayak/Novri JKH)
Kuala Kurun, Media Dayak
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Pemkab Gumas) berharap tahun 2024 bisa mendapat peningkatan dana insentif fiskal dari pemerintah pusat melalui Kementrian Keuangan dari kinerja baik yang dilakukan terhadap upaya penurunan stunting.
“Tahun 2024 ini kita [Pemkab Gumas] berharap bisa mendapat peningkatan dana insentif fiskal sebesar Rp 10 miliar karena kasus stunting di Gunung Mas mengalami penurunan 12,9 persen, terendah se-Kalimantan Tengah. Tahun depan kasus stunting di wilayah ini diharapkan turun dibawah 10 persen,” kata Wakil Bupati (Wabup) Gumas Efrensia L.P Umbing, Selasa (21/5).
Efres mengungkapkan, tahun 2023 yang lalu Gumas mendapatkan dana insentif fiskal sebesar Rp 5.969.079 dari pemerintah pusat melalui Kementrian Keuangan akibat kinerja baik dalam penurunan stunting.
Hal itu sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 350 tahun 2023 tentang Rincian Alokasi Insentif Fiskal Kinerja Tahun Berjalan Kategori Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tahun Anggaran 2023 Menurut Provinsi/ Kabupaten/Kota.
“Penurunan stunting di Kabupaten Gunung Mas terjadi karena kolaborasi yang baik dari semua pihak yang memiliki kepedulian yang sama dalam penanganan stunting,” ujar Efrens.
Menurutnya, penanggulangan stunting harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
Penanggulangan stunting juga bagian dari misi Pemkab Gumas, yaitu meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia (SDM) khususnya bidang kesehatan.
“Stunting adalah masalah bersama yang membutuhkan penanganan dalam semua tingkat, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat, sehingga produktivitas masyarakat meningkat,” terang Efrens.
Figur yang siap maju di pilkada Gumas 2024 bersama Jaya Samaya Monong itu menggaris bawahi pentingnya kolaborasi bersama pemkab, forkopimda, perusahaan besar swasta (PBS), lembaga keagamaan, lembaga adat, organisasi kepemudaaan dan element masyarakat lainnya dalam penanganan stunting di Gumas sehingga sehingga prevalensi stunting di Gumas bisa terus menurun.
“Memberikan edukasi ke masyarakat, khususnya ibu hamil dan menyusui agar mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Pola pikir masyarakat pun harus berubah menyangkut pola hidup bersih dan sehat, sanitasi yang sehat, menghindari pernikahan usia anak, dan makan makanan yang bergizi agar stunting tidak terjadi,” tuturnya
Dia menambahkan, CSR PBS bisa diarahkan untuk pemberian makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil dan anak usia 0-24 bulan.
“Balita jangan diberikan makanan instan, tapi makanan olahan yang sehat dan bergizi. Peran CSR PBS sangat penting sehingga kasus stunting di Gunung Mas bisa ditekan serendah-rendahnya,” ucap Efrens menutup. (Nov/Aw)