Seminar Jurnalisme Kemaritiman Awali Rangkaian Peringatan HPN

Seminar Maritim yang digelar di meeting room Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (7/2) itu dibuka resmi Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Atmaji Sumartijo. (Media Dayak/Saripudin)

Bacaan Lainnya
Surabaya,Media Dayak

  Seminar Jurnalisme Kemaritiman menjadi agenda pertama dari rangkaian puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 di Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini menjadi ajang “curhat” sejumlah perwakilan pemerintahan daerah dan kalangan pers terkait kendala yang dihadapi dalam pembangunan kemaritiman.

Seminar yang digelar di meeting room Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (7/2) itu dibuka resmi Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Atmaji Sumartijo. Tampil sebagai pembicara, antara lain, Bupati Gorontalo   Dr Ir Nelson Pomalingo, Bupati Manokwari Selatan Markus Waran, Rektor President University Dr Jony Oktavian Haryanto, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Auri Jaya, dan Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo.

Kegiatan diikuti puluhan peserta yang merupakan insan pers berbagai daerah se-Indonesia dari berbagai latar  organisasi pers. Adapun delegasi Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Tengah (PWI Kalteng) di forum ini, antara lain, Barthel B Usin, Sahidulkarnain Ishak, H Abdussamad Hanafiah, dan Limson Dedy.

Bupati Manokwari Selatan Markus Waran, dalam paparannya, mengatakan, potensi hasil alam kemaritiman—khususnya perikanan laut—di  wilayah yang termasuk dalam Provinsi Papua Barat ini cukup besar. Namun, upaya menjadikan daerah ini sebagai sentra perikanan masih terkendala infrastruktur yang belum memadai.

Dia menuturkan, jalur perhubungan darat di daerahnya, semisal jalan darat antara Wondama, Bintuni, Kaimana, dan Fak Fak masih belum lancar untuk dilintasi. Bahkan, di beberapa titik jalan, mobil yang melintas bisa terperosok ke kubangan lumpur dengan setinggi kaca spion.

“Kami berharap rekan-rekan (indan) pers aktif menginformasikan kondisi di daerah kami agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat,” pintanya.

Adapun pembicara dari kalangan pers, Agus Sudibyo, menilai, belum maksimalnya dukungan insan pers terhadap pembangunan di daerah melalui pemberitaan sangat dipengaruhi anomali yang terjadi saat ini.

Dipaparkannya, dewasa ini terdapat empat anomali dalam dunia pers Tanah Air. Pertama, Jakarta Minded, yakni segala pemberitan tersentralisasi di pusat kekuasaan, sehingga porsi pemberitaan daerah lebih sedikit.

Kedua, Jawa Minded, yakni pemberitaan lebih banyak dibuat di lingkup Pulau Jawa. Padahal, Indonesia sangat luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Akibatnya, kemajuan maupun kendala pembangunan di daerah-daerah di luar Pulau Jawa jarang tersosialisasikan di media massa.

Ketiga, Teritorial Minded, yakni pemberitaan terfokus pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah daratan Nusantara. Padahal, luasan wilayah Indonesia juga terdiri atas lautan, bahkan pernah menjadi salah satu kekuatan maritim dunia.

Keempat, Figur Minded, di mana pers Indonesia cenderung lebih tertarik memberitakan ketokohan seseorang, bukan fokus pada pokok permasalahan yang ditangani tokoh tersebut.

Contohnya, pemberitaan media massa lebih banyak mengulas personalitas Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, dibanding memberitakan pembangunan sumber daya alam kelautan yang menjadi bidang tugas Sang menteri.(SAR/Lsn)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait