Penguatan Wawasan Kebangsaan Kunci Cegah Penyebaran Radikalisme

Oleh : Rahmi Sariati Ramadani )*

Penguatan Wawasan Kebangsaan menjadi landasan utama dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal yang semakin meresahkan. Dalam era globalisasi yang serba cepat dan terhubung, memperkuat kesadaran akan identitas dan nilai-nilai kebangsaan menjadi krusial untuk menjaga kedamaian dan stabilitas masyarakat.

Bacaan Lainnya

Sebagai satu bangsa, kita dapat menghadapi tantangan ekstremisme yang mengancam kedamaian serta keselamatan bersama, dengan mengukuhkan pemahaman akan kebhinekaan, sejarah, dan prinsip-prinsip dasar negara.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), memandang masa kini sebagai waktu yang menantang bagi keutuhan bangsa. Tantangan kebangsaan, yang semakin kompleks dan dinamis, membutuhkan ketahanan dan kedaulatan yang kokoh dalam berbagai aspek. Terlebih lagi, diselingi dengan gejolak global, terutama dampak yang masih dirasakan dari pandemi COVID-19. IMF sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024-2025 masih akan bergerak lambat, mencapai hanya sekitar 3,2 persen.

Dari perspektif geopolitik global, berbagai konflik seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, agresi Israel ke Palestina, serta eskalasi ketegangan di beberapa kawasan, semakin memperburuk kondisi perekonomian global. Hal ini ditegaskan oleh Bamsoet saat menghadiri Peringatan HUT ke-70 Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) di Jakarta. Dalam menghadapi dinamika dan kompleksitas tantangan kebangsaan ini, Bamsoet menegaskan bahwa Indonesia harus memperkuat ketahanan dan kedaulatan dalam tiga dimensi utama: politik, ekonomi, dan ideologi.

Dalam dimensi politik, Indonesia memiliki landasan yang kuat dalam menentukan orientasi politik luar negeri, sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Namun, penting juga untuk membangun fondasi politik dalam negeri yang kondusif, yang tidak memecah belah masyarakat.

Beralih ke dimensi ekonomi, Bamsoet menyoroti pentingnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pengaruh ekonomi global, khususnya dari negara-negara maju. Kemampuan untuk membangun daya saing sejalan dengan kemampuan untuk menciptakan kemandirian, seperti dalam ketahanan pangan. Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya agraris yang melimpah.

Lebih menarik adalah dimensi ideologi, dimana Bamsoet menekankan bahwa ancaman geopolitik global tidak hanya bersifat fisik-material, tetapi juga bersifat ideologis. Ancaman ini tidak bisa dihadapi dengan membangun benteng fisik semata di sepanjang gugusan kepulauan Nusantara. Dalam menghadapi arus globalisasi dan akses informasi yang semakin terbuka, Indonesia perlu memperkuat benteng ideologi, dengan menanamkan wawasan kebangsaan kepada generasi muda. Ini akan menjadi benteng moral yang kuat dalam menyaring arus informasi global yang bersifat merusak serta paham radikal yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila.

Dalam konteks ini, penanaman wawasan kebangsaan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bukan hanya sekadar retorika. Ini merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kepemimpinan moral yang kuat dan menanamkan kesadaran akan identitas bangsa. Sebagai landasan ideologi dan falsafah moral, Pancasila bukan hanya menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, tetapi juga menjadi benteng yang tangguh dalam menghadapi arus ideologi yang mengancam keutuhan bangsa.

Untuk memastikan kesinambungan dari upaya memperkuat wawasan kebangsaan ini, tidak hanya cukup dengan kegiatan organisasi atau inisiatif lokal semata. Peran pemerintah, khususnya dalam hal menciptakan kebijakan dan mendukung program-program yang memperkuat identitas kebangsaan, juga sangat penting. Dalam konteks implementasi, Kodim 0908/Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, melalui giat TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-120 tahun 2024, juga berupaya mencegah dan menangkal masuknya tindakan maupun paham radikalisme. Selain kegiatan fisik, seperti pembangunan infrastruktur, TMMD juga mengadakan kegiatan nonfisik, termasuk penyuluhan cekal radikalisme.

Penyuluhan Cekal Radikalisme bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang bahaya radikalisme serta cara-cara mencegahnya sejak dini. Kodim 0908/Bontang menekankan pentingnya memperkokoh mentalitas dan pemahaman ideologi Pancasila, terutama kepada generasi muda sebagai agen perubahan dan calon pemimpin bangsa di masa depan. Sebagai upaya meredam intoleransi yang dapat berkembang menjadi radikalisme, kaum muda diminta untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini sejalan dengan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan bela negara yang menjadi landasan penting dalam pembangunan baik di tingkat negara maupun masyarakat.

Melalui TMMD, Kodim 0908/Bontang memperlihatkan komitmen untuk menjadi bagian dari upaya lintas sektoral dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan mencegah penyebaran paham radikalisme. Dengan demikian, langkah-langkah konkret dilakukan untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan Indonesia dalam menghadapi tantangan kompleks dan dinamis di era globalisasi ini.

Penegasan ini menjadi penting mengingat ancaman ideologis tidak hanya bersifat fisik-material, tetapi juga ideologis. Memperkuat benteng ideologi melalui penanaman wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila merupakan upaya preventif untuk menyaring arus informasi global yang berpotensi merusak dan mempromosikan paham-paham radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai lokal dan identitas bangsa.

Penguatan wawasan kebangsaan menjadi pondasi yang kokoh dalam menjaga kedaulatan dan ketahanan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi dinamika global yang terus berkembang, kesadaran akan pentingnya wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila menjadi semakin krusial.

Melalui partisipasi aktif semua elemen masyarakat, terutama generasi muda, Indonesia dapat membangun benteng ideologi yang tangguh untuk mencegah penyebaran paham radikal dan menjaga keutuhan NKRI. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya wawasan kebangsaan sebagai kunci dalam mencegah penyebaran paham radikal dan menjaga persatuan bangsa.

)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Pengembangan Masyarakat Adil

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait