Sugianto Sabran
Palangka Raya, Media Dayak
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran meminta pemerintah kabupaten/kota rutin berkomunikasi ke pemerintah provinsi, dan menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program pembangunan.
Membangun provinsi nomor dua terluas di Indonesia ini memerlukan koordinasi dan komunikasi yang optimal dari kabupaten/kota dengan provinsi, kata Sugianto di Palangka Saya, Senin (28/1).
“Jadi, jangan sampai pemerintah setempat tidak menyampaikan kendala pelaksanaan programnya kepada Pemprov. Itu penting agar berbagai kendala itu bisa diselesaikan dengan bersama-sama,” tambahnya.
Selain koordinasi dan komunikasi, menurut orang nomor satu di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu, peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maupun dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sendiri.
Sugianto mengatakan pemerintah juga memerlukan dukungan dari pihak ketiga dalam hal ini bantuan dari BUMN, Perbankan, dari swasta atau investor untuk juga bisa berinvestasi di provinsi ini. Dengan begitu, pembangunan yang sudah teragendakan oleh pemerintah bisa terealisasi secepatnya, meski anggaran terbatas.
“Membangun provinsi yang begitu luas ini, dengan krakteristik dan ragam permasalahan yang ada di daerah, termasuk potensi sumber daya yang besar, diperlukan sumber pembangunan dan sumber pembiayaan yang besar juga,” beber ucapnya.
Provinsi Kalteng tentu memerlukan anggaran yang sangat besar untuk membangun daerah ini. Untuk itu, semua jajaran pemerintahan harus meningkatkan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Meski dalam beberapa tahun belakangan PAD Kalteng cenderung mengalami peningkatan, namun Sugianto mengananggap masih perlu pembenahan agar kenaikan PAD ini bisa signifikan hingga menyentuh angka Rp 2 triliun.
“PAD Kalteng alami kenaikan, bahkan melampaui target, yaitu sebesar Rp1,7 triliun lebih. Namun kenaikan tersebut belum sesuai dengan harapan, karena saya ingin PAD di angka minimal sedikit Rp2 triliun,” demikian Sugianto.(Ant/Lsn)