Ina Prayawati
Palangka Raya, Media Dayak
Tingginya angka pernikahan dini di wilayah pelosok Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundang rasa prihatin Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Pasalnya, diusia yang masih sangat dini, khususnya bagi kaum perempuan, akan sangat disayangkan apabila tidak ikut serta dalam dunia pendidikan.
Menurut anggota KPP Kalteng, Ina Prayawati, untuk menekan angka pernikahan dini, selain peranan pihak pemerintah, para orang tua juga harus berperan dalam memberikan pengertian kepada anak, betapa pentingnya keikutsertaan dalam dunia pendidikan, serta resiko dari pernikahan dini. Hal ini dikarenakan, masih anak dibawah umur masih belum mengerti arti dari kata Berumah Tangga.
“Selain adanya tindakan dari pihak Pemerintah untuk menekan angka pernikahan dini, para orang tua juga wajib memberikan pengertian, betapa pentingnya keikutsertaan anak dalam dunia pendidikan. Karena yang namanya anak, belum mengerti arti dari sebuah pernikahan dan sebisa mungkin tanamkan pemikiran kepada anak agar menghindari pergaulan bebas”Ucap Ina, saat diwawancarai sejumlah awak media,.di Gedung Dewan, jalan S.Parman, Rabu (6/2) kemarin.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng IV, meliputi Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Barito Timur (Bartim), Barito Utara (Batara) dan Murung Raya ini juga mengungkapkan, di wilayah pelosok, banyak para peserta didik yang hanya mengenyam pendidikan sampai pada tahap Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini dikarenakan masih banyak Desa yang belum memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sehingga banyak peserta didik yang tidak melanjutkan sekolah khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
“Kalau dikawasan pelosok, banyak anak yang hanya sekolah sampi tingkat SMP saja, berhubung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka terkendala oleh beberala faktor. Misalnya SMA atau SMK yang berada di luar daerah, akses yang cukup jauh, hingga faktor ekonomi lemah. Sehingga mereka lebih memilih untuk menikah atau putus sekolah untuk membantu orang tua saja.”Terang Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kalteng ini.
Selain itu, sambung Ina, saat ini permintaan masyarakat di wilayah pelosok untjk pembangunan SMA cukup meningkat, dengan harapan anak-anak bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Disamping meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, pembangun SMA tersebut juga diharapkan mampu menekan laju dan tingginya angka pernikahan dini dikawasan pelesok. Oleh sebab itu, dirinya berharap agar keinginan masyarakat ini bisa segera direalisasikan Pemerintah melalui Dinas/Instansi terkait.
“Memang sekarang permintaan untuk pembangunan SMA di kawasan pelosok cukup meningkat. Karena masyarakat sangat berharal anak mereka bisa menempuh jakur pendidikan yang tinggi, disamping menekan laju dan tingginya angka pernikahan dini. Harapan masyarakat ini patut kita apresiasi dan kita harap apa yang menjadi keinginan masyarakat bisa segera direalisasikan oleh Pemerintah khususnya melalui Dinas/Instasi terkait, yaitu Dinas Pendidikan.”Pungkas Srikandi Komisi C DPRD Kalteng, yang membidangi Pendidikan dan kesehatan ini.(Nvd)