Mustafa Joyo Muchta
Muara Teweh, Media Dayak
Anggota DPRD Barito Utara (Barut) Mustafa Joyo Muchtar mengatakan kalau pemerintah daerah ingin serius untuk mengeksplorasi sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Barito Utara ini tentunya sangat memerlukan anggaran yang sangat besar.
“Kami dari Komisi I DPRD Barito Utara sangat menyambut baik atas perhatian dari pemerintah daerah yang telah menganggarkan dana yang cukup besar untuk pengembangan sektor pariwisata yang ada di daerah ini,” kata Mustafa Joyo Muchtar saat ditemui wartawan di ruang Komisi I DPRD setempat, Jumat (15/2).
Namun dirinya mengharapkan dengan anggaran yang besar tersebut kedepannya, agar saranan dan prasarana objek wisata harus lebih ditingkatkan lagi dan semakin lebih baik. Terutama baik dalam pengelolaan serta dalam hal mempromosikan tempat wisata yang ada agar lebih dapat di kenal di luar daerah.
Mustafa menilai, Kabupaten Barito Utara memiliki asset tempat wisata yang lumayan banyak, seperti Bumi Perkemahan (Buper), air terjun Jantur Doyan, DAM Trinsing dan lain-lain. Akan tetapi, dia menilai promosinya masih sangat kurang, dan juga untuk pengawasan serta penjagaan asset masih belum optimal dilakukan oleh dinas terkait.
“Kami mengharapkan jika tempat-tempat wisata yang ada ini dibangun atau dilakukan penambahan fasilitas, agar untuk pemeliharaanya dan juga keamanannya lebih diperketat lagi, karena selama ini saya lihat terutama dalam hal perawatan juga masih sangat kurang,” ujar Mustafa.
Yang pasti jelas Mustafa, pihaknya dari anggota dewan sangat mendukung atas apa yang pemerintah daerah rencanakan untuk pengembangan di sektor pariwisata ini. “Diharapkan dengan adanya tempat wisata yang baik akan menarik wisatawan lebih banyak lagi, terutama wisatawan lokal bahkan dari luar daerah,” kata politisi muda asal parpol Gerindra ini.
Sementara anggota DPRD lainnya, Henny Rosgiaty Rusli justu menginginkan agar pemerintah daerah lebih menonjolkan wisata bahari dalam bentuk adat istiadat masyarakat dayak di Barito Utara, seperti Rumah Betang, susur sungai, ritual adat (Wara).
“Contohnya di Bali adalah Pura. Padahal tempat masyarakat sembahyang, yang lebih banyak menonjolkan khas tradisi dan adat istiadat asli masyarakat di sana. Namun malah lebih banyak diminati para wisatawan mancanegara bahkan terkenal di dunia,” kata politisi asal Henny PDI Perjuangan ini.
Sekarang ini, menurut Henny, pemerintah juga jangan terpaku pada pengembangan pariwisata modern saja namun juga lebih memperhatikan dan menggalakan wisata tradisional seperti adat istiadat dayak agar lebih dikenal masyarakat luas bahkan dunia.(lna/aw)