dr.Maria Efianti (Kadinkes Gumas)
Kuala Kurun,Media Dayak
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Gunung Mas (Gumas), dr Maria Efianti, menyampaikan terimakasih kepada wartawan biro Gumas untuk media cetak Kalteng Pos, Radar Sampit, Tabengan, Palangka Pos, Dayak Pos dan Palangka Ekspres, wartawan media online Antara News, Borneo News dan Media Dayak dan wartawan media elektronik TVRI dan Radio Pemda Hamauh FM atas perhatian dan perannya terhadap penyebarluasan melalui berita kegiatan Dinkes serta persoalan yang dihadapi masyarakat yang menyangkut kesehatan yang patut diketahui pihaknya dan diambil solusi atas masalah tersebut.
“Salah satu persoalan yang mendapat perhatian dan pemberitaan dari teman teman wartawan adalah DBD (Demam Berdarah Dengue). Terimakasih atas perhatian dan kasih sayang teman teman wartawan terhadap masyarakat Gunung Mas yang terkena DBD, sehingga kami (Dinkes) tahu masyarakat yang kena DBD dan kami ambil langkah antisipasi terkait DBD serta penyembuhan terhadap masyarakat yang terkena,” tutur Maria, Senin (21/1).
Maria berharap wartawan media cetak, elektronik dan online biro Gumas tidak jemu jemu menyebarluaskan kepada masyarakat Gumas arti penting pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Pola hidup bersih dan sehat salah satu upaya terhindar dari DBD.Lingkungan yang bersih tidak akan menjadi tempat untuk nyamuk bersarang,tidak adanya sarang nyamuk tentunya DBD juga tidak ada,” imbuhnya.
“Angka kesakitan DBD akan turun kalau pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dan setiap rumah lingkungannya bersih,” sambung Maria.
Sebelumnya, Maria Efianti menegaskan pihaknya dalam waktu dekat, melakukan fogging di kelurahan Kuala Kurun dan kelurahan Tampang Tumbang Anjir.
“Tujuannya (Fogging) untuk menyebarkan pestisida ke udara dan lingkungan melalui asap,yang diharapkan dapat membunuh nyamuk dewasa sehingga rantai penularan DBD dapat diputus dan menurunkan populasinya, selain upaya lainnya, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemberian abate,” jelas Maria.
Dinkes sejak tahun 2018,ujar dia,sudah melakukan intervensi terkait DBD,seperti pengendalian vektor, surveilans epidemiologi, penyuluhan,
monitoring, evaluasi, pemberian abate, fogging, pemberantasan sarang nyamuk dan lainnya.
“Intervensi yang kami lakukan membuat DBD tidak menimbulkan KLB dan itu (KLB) memang tidak kita harapkan,” seru Maria seraya menambah tahun ini tetap dilakukan intervensi sampai penyakitnya diminimalisir di masyarakat. (Nov)