Kepala Bapperida Gumas Yantrio Aulia. (Media Dayak/Ist)
Kuala Kurun,Media Dayak
Kondisi gagal tumbul pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan atau disebut stunting, adalah tidak dapat dihapus atau dihilangkan,hanya dapat ditekan penurunan prevalensinya.
Pj Bupati Gunung Mas (Gumas) Herson B.Aden melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan,Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Yantrio Aulia mengatakan hal itu,Kamis (1/8/2024) saat dikonfirmasi terkait stunting di Gumas.
“Pemerintah Kabupaten Gunung Mas terus berikhtiar dalam menurunkan angka prevalensi stunting di wilayah ini. Dan syukur, kasus stunting di Gunung Mas mengalami penurunan 12,9 persen, terendah se-Kalimantan Tengah. Tahun depan kasus stunting di Gunung Mas kita harapkan turun di bawah 10 persen,”ungkap Yantrio.
Ia menjelaskan, penanggulangan stunting harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
Penanggulangan stunting dapat dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yakni intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan dan usia 6-24 bulan, serta intervensi gizi sensitif.
“Penyebab stunting,seperti praktek pengasuhan yang tidak baik. terbatasnya layanan kesehatan termasuk ANC (Ante Natal Care),post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi pada ibu hamil,serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,”terangnya.
Yantrio menggarisbawahi, stunting merupakan masalah bersama yang membutuhkan penanganan dalam semua tingkat, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga produktivitas masyarakat meningkat.
“Upaya penurunan stunting di Kabupaten Gunung Mas dilakukan melalui kolaborasi dari semua pihak yang memiliki kepedulian yang sama dalam penanganan stunting,”ujar dia.
Perangkat daerah yang terlibat dalam aksi penanganan stunting,yaitu Bepperida, Disdikpora, DP2KBP3A, Dinkes, DPU, DPMD, DLHKP, Distan, DPKP, dan beberapa perangkat daerah lainnya. (Nov/Lsn)