Asisten I,II dan III Setda Gumas,unsur forkompimda dan Kadisbudpar Hansli Gonak mengikuti Harubuh Manugal di lahan / ladang di Gudang Setengah RT 01 Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Senin (7/10/2024). (Media Dayak/Novri JKH)
Kuala Kurun, Media Dayak
Untuk ketiga kalinya Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Pemkab Gumas) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar Festifal Harubuh Manugal, Handep Hapakat Melestarikan Warisan Budaya Daerah dengan Tradisi Manugal di lahan/ladang di Gudang Setengah RT 01 Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Senin (7/10/2024).
“Kegiatan ini [Harubuh Manugal] sangat baik, memacu kebudayaan daerah, dan salah satu kearifan lokal yang dilakukan secara turun temurun yang harus dilestarikan untuk diketahui generasi yang akan datang,” kata Pj Bupati Gumas Herson B. Aden pada sambutannya yang dibacakan Plt Asisten II Setda Gumas Champili kala membuka kegiatan.
Masyarakat Gumas diharapkan dapat melestarikan dan meneruskan kegiatan Harubuh Manugal menjadi event yang berkelanjutan.
“Dengan mengikuti kegiatan ini,saya mengharapkan agar bapak/ibu dan pelajar yang hadir pada saat ini dapat melestarikan kearifan lokal yang berasal dari daerah kita sendiri yang merupakan cerminan kehidupan suku Dayak yang harmonis,rukun dan saling membantu serta saling bergotong royong dalam bekerja,”terangnya.
“Kegiatan ini juga mencerminkan persaudaraan dan kebersamaan dalam perbedaan yang ada,”tambah dia.
Dalam laporannya, Kepala Disbudpar Gumas Hansli Gonak menyampaikan tujuan kegiatan, untuk meningkatkan kerjasama dan kebersamaan pemkab dengan masyarakat desa dalam rangka melestarikan adat budaya dan tradisi serta menumbuh rasa kekeluargaan.
Melestarikan adat tradisional masyarakat Dayak Kalteng khususnya di Kabupaten Gumas. Memperkenalkan kearifan budaya lokal. Sebagai sarana promosi budaya dan pariwisata kabupaten / kota di Kalteng.
Membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk berladang dan bercocok tanam yang selama ini hampir ditinggalkan.
Meningkatkan kesejahteraan melalui bercocok tanam dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gumas.
Pantauan Media Dayak, sebelum kegiatan dilakukan, didahului dengan ritual adat Dayak Kalteng khususnya di Gumas, yakni manawur, mampisik ganan petak, manimang binyi dan mengambil benih.
Setelah ritual, dilanjutkan dengan kegiatan manugal menggunakan kayu yang diruncingkan pada bagian depan untuk membuat lubang di tanah. Selanjutnya benih padi dimasukkan pada lubang tersebut.
Pembuatan lubang di tanah dilakukan oleh laki-laki, sedangkan para ibu menaburkan benih padi pada tanah yang sudah berlubang.
Kendati sempat diguyur hujan, kegiatan harubuh manugal semakin seru dengan tradisi hajamuk, yakni tradisi adat Dayak Kalteng khususnya Gumas berupa mengoles pipi bahkan seluruh wajah dari arang kayu hasil pembakaran lahan untuk berladang.
Semua peserta harubuh manugal dari segala lapisan usia, baik tua maupun muda, melakukan hajamuk sehingga tampak pipi bahkan seluruh wajah peserta harubuh manugal menjadi hitam lantaran dioles arang kayu hasil pembakaran lahan untuk berladang.
Lahan tempat pelaksanaan kegiatan seluas kurang lebih 3 hektare. Di lahan tersebut nantinya juga ditanam berbagai jenis sayur-sayuran, seperti jagung, mentimun, terong, lombok dan tanaman sayuran lainnya.
Kegiatan manugal hajamuk diikuti unsur forkopimda,anggota DPRD Gumas Rayaniatie Djangkan,Asisten I Setda Gumas Lurand, Asisten III Setda Gumas Letus Guntur,beberapa kepala OPD dan pejabat eselon tiga,tokoh adat,tokoh masyarakat, tokoh pemuda,lurah/kepala desa,personel TNI /Polri,pelajar dan undangan lainnya. (Nov/Aw)











