Setiap Orangtua Harus Membuat Jarak Untuk Anak Perempuannya

Wakil Ketua II DPRD Lamandau, Vatrean Esaie, saat ditemui Wartawan di ruang kerjanya, Selasa (31/3).

Nanga Bulik, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Masih tingginya angka kasus kekerasan seksual di Kabupaten Lamandau mendapat sorotan dari berbagai pihak, tidak terkecuali Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lamandau.

Bahkan, saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Lamandau, Vatrean Esaie, mengungkapkan, rasa keprihatinannya atas banyaknya kasus persetubuhan anak di bawah umur yang terjadi di Lamandau.

“Awalnya, saya tidak mengetahui bahwa di Lamandau ada kasus kekerasan seksual terhadap anak. Dan baru mengetahuinya saat pak Bupati menyampaikan hal itu pada ketika memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT Kecamatan Menthobi Raya, belum lama ini,”ungkapnya.

Tentu saja, lanjut dia, hal seperti ini sangat memprihatinkan dan harus ada langkah dan upaya dari kita semua agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

“Artinya, semua pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat harus secara bersama-sama melakukan upaya pencegahan. Misalnya, orang tua harus senantiasa menjaga anak-anaknya,” katanya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua untuk menghindarkan anak-anaknya dari tindak kekerasan.

“Setiap orangtua harus mengajarkan anak untuk tahu batasan antara seorang laki-laki dengan perempuan. Selain itu, setiap anak harus mengenal tubuhnya sendiri,”jelasnya.

Politisi Partai Gerindra itu juga menegaskan, seorang anak harus tahu mana bagian tubuh yang boleh disentuh dan mana bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh lawan jenis.

“Jadi, orangtua harus menjaganya. Anak-anak harus mengenal tubuhnya sendiri, ya istilahnya memberikan edukasi seks kepada anak,”ucap perempuan yang akrab disapa Yessi ini.

Artinya, tambahnya, setiap orangtua harus membuat jarak untuk anak perempuannya. Sehingga, hal ini bisa menekan tingkat potensi kekerasan seksual terhadap anak.

“Misalnya, dengan pamannya sendiripun harus dibuat jarak. Setiap orangtua harus waspada karena banyak kasus kekerasan yang pelakunya justru orang terdekat, sehingga sering kali si anak tidak menyadari bahwa dia sedang disakiti,”jelasnya. (Rsn)

 

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait