Optimis Dukung Presiden Prabowo Wujudkan Ketahanan Pangan

Oleh: Abdurrahman Qo’is Fathullah

Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang menjadi fondasi keberlanjutan bangsa. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan geopolitik, kemandirian pangan semakin menjadi prioritas nasional. Dengan latar belakang ini, masyarakat Indonesia menaruh harapan besar pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang dianggap mampu membawa bangsa ini menuju kedaulatan pangan melalui kebijakan dan program yang tepat sasaran. Optimisme masyarakat ini didukung oleh kinerja berbagai kalangan, termasuk Menteri Pertanian, Wakil Menteri Pertanian, dam Komisi IV DPR RI, dan, yang semuanya yakin bahwa dengan sinergi dan kolaborasi, Indonesia bisa kembali mencapai swasembada pangan.

Bacaan Lainnya

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan komitmennya untuk mendukung visi Presiden Prabowo dalam memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan kekompakan seluruh unit kerja di Kementerian Pertanian dalam mencapai target swasembada pangan. Lebih lanjut, Sudaryono juga menggarisbawahi bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan faktor penting untuk mencapai ketahanan pangan. Tidak hanya pemerintah pusat yang harus berperan aktif, tetapi juga pemerintah daerah, swasta, hingga petani itu sendiri. Semua pihak harus saling mendukung dan bersinergi untuk mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan.

Pernyataan Wamentan ini semakin memperkuat optimisme bahwa program-program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo akan berhasil. Program-program tersebut tidak hanya bertujuan untuk memastikan produksi pangan nasional mencukupi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah ini penting, mengingat Indonesia kerap menghadapi dilema ketika harga pangan global mengalami fluktuasi yang tinggi. Dengan menciptakan kemandirian pangan, Indonesia tidak hanya akan lebih stabil secara ekonomi, tetapi juga memiliki daya tahan yang lebih baik menghadapi krisis pangan global.

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, juga mendukung penuh langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan nasional. Menurutnya, Indonesia harus segera keluar dari ketergantungan terhadap impor beras, terutama saat musim panen tiba. Sebagai negara agraris, sudah sepatutnya Indonesia bisa memanfaatkan potensi alamnya secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik. Untuk itu, Titiek menekankan pentingnya kerja sama erat antara pemerintah dengan mitra kerja, seperti perusahaan agribisnis dan asosiasi petani, dalam mengawasi pelaksanaan program dan penggunaan anggaran. 

Program yang diluncurkan oleh pemerintah tidak boleh hanya menjadi formalitas di atas kertas, tetapi harus benar-benar berjalan efektif di lapangan. Titiek Soeharto juga mengingatkan bahwa penting untuk memastikan program yang dilaksanakan oleh pemerintah menyentuh langsung kebutuhan petani. Pelibatan petani dalam setiap proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan diharapkan dapat membuat kebijakan tersebut lebih relevan dan efektif. Misalnya, pemerintah harus memperhatikan bagaimana petani bisa mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap teknologi pertanian modern dan pupuk bersubsidi.

Selain itu, Menteri Pertanian Andi Amran juga optimis bahwa swasembada pangan bukanlah sekadar mimpi belaka. Dia mengingatkan bahwa Indonesia pernah mencapai swasembada pangan di masa lalu, di mana panen padi bisa dilakukan hingga empat kali dalam setahun, dan hasilnya bertahan selama tiga tahun berturut-turut. Optimisme ini didasarkan pada fakta bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk menjadi negara swasembada pangan kembali, bahkan menjadi lumbung pangan dunia. 

Untuk mewujudkan visi tersebut, Amran menyatakan bahwa di tahun pertama kepemimpinannya, Kementerian Pertanian akan memfokuskan upaya pada dua komoditas utama, yaitu padi dan jagung. Kedua komoditas ini dipilih karena perannya yang sangat krusial dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Jika Indonesia mampu meningkatkan produksi kedua komoditas ini, ketergantungan terhadap impor beras dan jagung dapat diminimalkan, sehingga ketahanan pangan nasional semakin kokoh. Amran juga percaya bahwa dalam empat tahun ke depan, Indonesia tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan pangan domestik, tetapi juga berpotensi menjadi eksportir pangan yang tangguh di pasar global.

Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai salah satu prioritas utama dalam pemerintahan. Melalui berbagai program yang telah disiapkan, mulai dari peningkatan produksi dalam negeri, modernisasi pertanian, hingga penguatan infrastruktur pertanian, Prabowo berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dalam urusan pangan. Program ini tidak hanya menguntungkan sektor pertanian, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, terutama dengan terciptanya lapangan kerja baru di sektor agribisnis dan peningkatan daya beli masyarakat.

Dukungan dari berbagai pihak terhadap visi Presiden Prabowo ini semakin memperkuat optimisme masyarakat. Melihat langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, harapan untuk kembali menjadi negara yang mandiri dalam urusan pangan bukanlah hal yang mustahil. Sinergi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.

Di tengah berbagai tantangan yang ada, mulai dari ancaman perubahan iklim hingga fluktuasi harga komoditas pangan global, Indonesia memiliki peluang besar untuk membuktikan diri sebagai negara yang tangguh dalam menghadapi krisis pangan. Melalui kebijakan yang tepat, dukungan penuh dari masyarakat, serta komitmen dari semua pihak, swasembada pangan bisa kembali terwujud.

Sebagai penutup, mari kita sebagai masyarakat Indonesia terus mendukung semua program prioritas Presiden Prabowo dan Gibran dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dukungan ini penting untuk memastikan bahwa program-program yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan memberikan dampak positif bagi seluruh rakyat Indonesia. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat dalam urusan pangan.

(* Penulis merupakan fresh graduate lulusan Teknik Pangan 

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait