Wakil Bupati Suyanto menerima penghargaan, Kabupaten Kobar ditetapkan sebagai daerah dengan kinerja terbaik dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 se-Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Senin (30/6/2025). (Media Dayak/Ist)
Pangkalan Bun, Media Dayak
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali mengukir prestasi membanggakan dalam penanganan stunting. Hal ini berdasarkan hasil penilaian Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terhadap pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2024.
Kobar dinobatkan sebagai peringkat pertama kabupaten/kota berkinerja terbaik. Penghargaan tersebut diserahkan kepada Wakil Bupati Kobar, Suyanto, di Palangka Raya.
Wabup Suyanto menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi lintas sektor. Dan juga Ia menjelaskan Penilaian Kinerja Dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat.
“Dengan dukungan regulasi, perencanaan matang, pelaksanaan aksi nyata, hingga pelibatan desa, kelurahan, dan dunia usaha, kita bisa mencapai hasil yang maksimal,” ujarnya.
Wabup Kobar menjelaskan bahwa landasan regulasi yang kuat sebagai komitmen Pemkab Kobar dibuktikan melalui sejumlah regulasi yang mendukung percepatan penurunan stunting, antara lain:
SK Bupati No 39/2024: Tim Aksi Konvergensi Stunting Kobar. SK Bupati No 51/2024: Penetapan Desa/Kelurahan Prioritas Lokus Fokus PPS Tahun 2025. SK Bupati No 64/2024: Pembentukan TPPS Kabupaten. SK Bupati No 829/2024: Penerima Bantuan Asupan Gizi Bagi Keluarga Risiko Stunting. Instruksi Bupati No 3675/2024: Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2025. Instruksi Bupati No 09/TPPS/X/2024: Pengawalan dan Pemantauan SSGI 2024.
Kemudian Ia sampaikan melalui analisis situasi 29 indikator cakupan layanan. Dan Pihaknya menyusun rencana program tahun 2025 dari berbagai OPD dengan total anggaran lebih dari Rp28 miliar, meliputi:
-Dinas Kesehatan dengan anggaran 10.993.077.063, untuk program, Pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
-Dinas P3AP2KB dengan anggaran 3.336.767.640, untuk program, Pembinaan keluarga berencana (KB). Pemberdayaan dan peningkatan keluarga sejahtera (KS).Pengendalian penduduk.
-Dinas PUPR dengan anggaran berjumlah 4.363.474.966, untuk program, Pengelolaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum. Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah.
-Dinas Perkim dengan anggaran 1.760.000.000 untuk program kawasan pemukiman.
-Dinas Pertanian dengan anggaran 62.661.240 untuk program penyediaan dan pengembangan prasarana pertanian.
-Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan dengan anggaran 377.154.751 untuk program, Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat.
-Dinas PMD dengan anggaran 102.791.000 untuk program pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan masyarakat hukum adat.
-LOKAPOM dengan anggaran 20.980.000 untuk program, Program pengawasan sarana produksi pangan fortifikasi. Program KIE, obat dan makanan.
-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan anggaran 57.800.000 untuk program pengelolaan pendidikan.
-BAPPEDALITBANG dengan anggaran 16.510.000 untuk program koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah.
Melakukan rembuk stunting secara berjenjang dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan hingga desa. Dan juga dilakukan penandatanganan komitmen dan berita acara rembuk stunting serta penetapan desa sebagai lokasi fokus (lokus) percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2025.
Dalam pelaksanaannya, Dinas PMD dan P3AP2KB turut membina Kader Pembangunan Masyarakat (KPM), TP PKK, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui pelatihan dan sosialisasi.
Dilakukannya sistem manajemen data stunting sebagai upaya untuk mengelola data terkait stunting secara terpadu dan sistematis Dengan tujuan utama meningkatkan akurasi data, memfasilitasi pemantauan dan evaluasi, serta mempercepat pengambilan keputusan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Sistem ini juga mendorong kolaborasi antar lembaga terkait dan peningkatan kualitas pelayanan masyarakat.
“Beberapa hasil utama yang dicapai dari implementasi sistem ini, antara lain : Data lebih akurat dan terpadu. Pemantauan dan evaluasi yang efektif. Percepatan pengambilan keputusan. Kolaborasi antara lembaga lebih terstruktur. Peningkatan pelayanan masyarakat, dengan melakukan rapat koordinasi aksi 6, untuk sistem manajemen data stunting tim percepatan penurunan,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya telah melakukan pengukuran dan publikasi/gambaran capaian stunting. Dari enam Kecamatan di Kobar dengan jumlah total Balita pada tahun 2024 berjumlah 15.848. Jumlah Balita yang ditimbang 13.451. D/S 84,88% dan Gizi Kurang 257 dengan persentase 1,91%. Untuk Gizi Buruk 17 dengan persentase 0,13%. Yang mengalami stunting 366 dengan persentase 2,72%. Dalam ini dilakukan secara live rapat koordinasi aksi 7 pengukuran dan publikasi stunting di Aula Sangga Buana pada Kamis 07 November 2024.
Hasil monitoring dan evaluasi, serta Capaian dan Realisasi Anggaran. Berdasarkan data Rekapitulasi realisasi anggaran tahun 2024, yaitu dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp42.700.000 untuk intervensi sensitif. Dana ini semuanya telah direalisasikan 100%. Untuk dana yang bersumber dari APBD untuk intervensi sensitif dan intervensi spesifik berjumlah Rp17.511.643.326 dari dana tersebut telah direalisasikan sebesar Rp17.130.615.389 dengan capaian realisasinya mencapai 99,71%.
Sumber dana dari kelurahan yang untuk intervensi sensitif dan intervensi spesifik berjumlah Rp863.298.260. Anggaran ini telah direalisasikan 100%. Sumber dana desa untuk intervensi sensitif dan intervensi spesifik berjumlah berjumlah Rp5.926.863.524, dan telah direalisasikan sebesar Rp5.070.830.390, sehingga capaian realisasinya 85,57%.
Sumber dana DIF untuk intervensi spesifik, jumlah keseluruhan Rp1.134.863.500, telah direalisasikan sebesar Rp803.383.500, anggaran yang digunakan mencapai 71,23%. Dan juga dana yang bersumber dari CSR untuk intervensi sensitif dan spesifik berjumlah Rp518.661.000. Semua direalisasikan dengan capaian 100% digunakan.
Untuk rekapitulasi realisasi anggaran tahun 2025, yaitu yang bersumber dari dana APBD untuk intervensi sensitif dan spesifik jumlah keseluruhan Rp21.091.216.660. Sumber dana kelurahan untuk intervensi sensitif dan spesifik berjumlah Rp848.473.602. Dari sumber dana desa untuk intervensi sensitif dan spesifik jumlah keseluruhan Rp5.794.992.170. Selain itu Sumber dana CSR untuk intervensi sensitif dan spesifik jumlah keseluruhan Rp527.683.000.
“Jadi secara keseluruhan rekapitulasi anggaran tahun 2025 dari berbagai sumber dana untuk intervensi sensitif dan spesifik dengan total jumlah sebesar Rp28.262.365.432,” jelasnya.
Berikut ini Hasil Monitoring dan Evaluasi Capaian Program.
Dalam kegiatan intervensi spesifik dengan pihaknya telah melaksanakan di antaranya, pemberian tablet tambah darah dan pemeriksaan HB pada remaja putri. Layanan kesehatan calon pengantin. Layanan kesehatan ibu hamil. Layanan pemeriksaan kesehatan Balita. Pemberian susu PKMK pada Balita. Program PMT bahan pangan lokal. Pelayanan KB persalinan.
Sedangkan untuk intervensi sensitif dengan adanya bangunan untuk sanitasi & air bersih di wilayah tertinggal pada rumah tidak layak huni (RTLH). Dan juga memberikan sosialisasi dan edukasi dalam Kegiatan Rumah Pangan B2SA. Untuk pasangan usia subur diberikan bantuan tunai bersyarat. Selain itu melakukan fortifikasi minyak goreng. Diadakannya kegiatan Pekarangan Pangan Lestari. Dilakukan Audit kasus stunting, minilokarya stunting, Rapat koordinasi TPPS.
Peran CSR dalam mendukung pencegahan dan penurunan stunting. Dengan keterlibatan dunia usaha dalam penurunan stunting menjadi nilai tambah tersendiri bagi Kobar. Sejumlah perusahaan telah berkontribusi melalui program PMT dan penyuluhan, di antaranya:
Astra Sehat pemberian PMT pada KRS, Bumil dan Balita stunting dari PT. GSPP. Pemberian PMT pada KRS, Bumil dan Balita stunting dari PT Pertamina. Pemberian PMT pada Bumil dan Balita oleh PT. Indo Turba Tengah. Pemberian PMT pada Bumil, Bulin dan Balita dari PT PAM. Pemberian PMT pada Bumil dan Balita dari PT SAP. Pemberian PMT pada KRS, Bumil, Bulin dan Balita dari PT Sungai Rangit. Pemberian PMT pada KRS, Bumil dan Balita dari PT SSMS CBI Group. Pemberian PMT pada KRS, Bumil dan Balita dari PT JAPFA. Kegiatan penyuluhan kesehatan dan Pemberian PMT pada KRS, Bumil dan Balita PT Bumi Langgeng Perdana.
Berbagai inovasi yang dilakukan desa, kelurahan, kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat guna percepatan penurunan stunting di antaranya :
MIDA STUNTING, GIBRAS, KASTING TEMBAKAU, CETING KEBULI, KEPITING, JAMPING BALITA, Salam Besti, JEMUR JETING, BETA CERIA, SABUK BUMIL, GETHING SATRU, ANGKASA, PMT, JB2, KHIBAS, KEMBANG JEBOL, SEMINAR LAKTASI, GERDU PENANTI, Permak Tambal, AKSI WARGAKU.
Sekda Kobar Rody Iskandar saat di ruang kerjanya. (Media Dayak/Riduan)
Senada yang disampaikan Sekda Kobar bahwa penangan stunting dengan dimensi yang sangat luas dalam rangka pencegahan, sampai dengan sosialisasi pernikahan dini.
“Dimensi stunting tidak hanya kepada anak tapi sangat luas cakupannya, dalam rangka pencegahan, sampai dengan sosialisasi pernikahan dini,” kata Rody Iskandar saat ditemui pewarta di ruang kerjanya, Senin (30/6/2025).
Kemudian Ia jelaskan dari remaja putri, sebelum pernikahan sampai ibu hamil, diberikan asupan vitamin tambah darah. Bahkan dari segi pencegahan itu ada yang disebut intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
“Jadi sangat luas dimensi stunting ini, dari kedua intervensi itu yang tujuan utamanya jangan sampai kita melahirkan anak kondisi stunting di daerah yang tertinggal,” tuturnya.
Sekda Kobar menyampaikan bahwa terkait penilaian delapan aksi konvergensi yang menjadi pedoman saat ini. Walaupun nanti informasinya tahun depan akan berubah lagi, tetapi sampai saat ini dan tahun 2024 kemaren masih sama.
“Delapan aksi konvergensi itu diukur kinerja setiap tahun oleh pemerintah provinsi,” kata Rody Iskandar.
Menurutnya, keterlibatan pihak swasta berkontribusi untuk memberikan bantuan dalam rangka penurunan dan pencegahan stunting di Kobar sangat baik.
“Jadi hal ini yang kita apresiasi yang menjadi nilai tambah yang besar. Karena tidak semua perusahaan swasta yang ada di daerah lain untuk berkontribusi ikut terlibat dalam mencegah stunting,” terangnya.
Terkait inovasi di Kobar sudah banyak di tingkat desa. Hal ini untuk memudahkan dalam sosialisasi dan mengedukasi masyarakat dalam pencegahan stunting.
“Upaya ini untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah kepada masyarakat. Dan untuk memicu dan lebih rajin lagi bagi ibu-ibu untuk membawa balita ke posyandu dan tempat penimbangan dilakukan pengukuran badan,” imbuhnya.
Sekda juga mengucapkan puji syukur, bahwa Kabupaten Kotawaringin Barat kembali meraih prestasi terkait kinerja penanganan stunting. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Palangka Raya oleh yang mewakili Gubernur kepada Wakil Bupati.
“Alhamdulillah, kami mendapat kembali memperoleh predikat pertama dari kinerja pencegahan stunting berdasarkan 8 aksi konvergensi di Kalimantan Tengah. Jadi ini suatu prestasi lagi, sebelumnya juga untuk hasil 2023 ke 2024 kita mendapat juara satu, dengan predikat penghargaan juara satu, tingkat nasional untuk kabupaten dan kota yang berkinerja baik untuk penurunan stunting,” pungkasnya.
Penghargaan yang diraih Pemkab Kobar adalah bukti keberhasilan pendekatan kolaboratif, strategis, dan berbasis data dalam menangani stunting. Dengan dukungan anggaran, regulasi yang kuat, dan keterlibatan semua pihak, Kobar menjadi contoh nasional dalam penanganan stunting yang efektif dan berkelanjutan. Namun Pemkab Kobar, terus berupaya pada perbaikan berkelanjutan demi generasi sehat masa depan. (Rd/Lsn/Adv)