Ketua TP-PKK Provinsi Kalteng Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran saat menyampaikan paparan Rapat Kerja Daerah terkait Peran TP-PKK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kalteng, bertempat di Gor Indoor Serbaguna, Senin (20/5/2024).(Media Dayak/MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Ketua Tim Penggerak dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalteng Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran berharap kepada Bupati, Pj Bupati, Pj Wali Kota dan Wakil Bupati selaku Ketua Tim Percepatan Stunting di wilayah masing-masing serta Kepala Desa hingga Kepala Sekolah.
“Diharapkan dapat turut berkontribusi melakukan percepatan penurunan stunting di Kalteng,” kata Ketua TP-PKK Kalteng Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran saat menyampaikan paparannya pada Rapat Kerja Daerah terkait Peran TP-PKK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kalteng, bertempat di Gor Indoor Serbaguna, Senin (20/5/2024).
Yulistra Ivo menyebut, berdasarkan prevalensi stunting per provinsi Tahun 2023, jika dilihat sebaran per provinsi, berdasarkan data SKI Tahun 2023, sebanyak 9 (sembilan) provinsi telah mempunyai prevalensi di bawah 20%, bahkan 1 (satu) provinsi telah di bawah 10 persen yaitu Bali (7,2%). Namun demikian masih ada 5 (lima) provinsi yang mempunyai prevalensi di atas 30% (NTT, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, Sulawesi Barat dan Papua Tengah).
Sedangkan, berdasarkan data SKI Tahun 2023, prevalensi stunting tertinggi berada di Kabupaten Kotawaringin Timur. Sedangkan, angka prevalensi stunting terendah berada di Kabupaten Gunung Mas. Tahun 2023, Kalteng berhasil turunkan prevalensi stunting 3,4%, melampaui capaian angka rata-rata nasional.
Ia mengungkapkan, syarat mutlak untuk kelangsungan suatu program, tidak cukup hanya dikelola oleh personil saja, tetapi pengelolaan suatu program, mutlak diwadahi pula dalam sebuah kelembagaan.
“Semua itu dimiliki oleh TP PKK. Pengurus/anggota TP PKK ini pada hakekatnya merupakan fasilitator, dan penggerak peran serta atau partisipasi masyarakat,” tuturnya.
Selanjutnya, peran PKK dalam penanganan dan penanggulangan stunting di Kalteng yakni dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penggerakan peran kader serta pengembangan/ pengorganisasian masyarakat.
Kegiatan TP PKK Provinsi Kalteng dalam rangka penanganan dan penanggulangan stunting 2020-2023 meliputi sosialisasi pola asuh anak dan remaja, sosialisasi pencegahan perkawinan usia anak, kekerasan seksual dan pola asuh anak terkait stunting.
Kemudian, pelatihan Ecoprint dalam rangka membantu peningkatan perekonomian keluarga, pelatihan berbagai ketrampilan (membuat kue, menganyam purun, membuat olahan ikan dll), sosialisasi pemanfaatan pekarangan melalui HATINYA PKK, Sosialisasi AKU HATINYA PKK, Pemberian stimulan benih dan bibit, sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting, Demo Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting).
Serta pemberian stimulan peralatan operasional posyandu berupa timbangan bayi, alat ukurtinggi badan, masker, hand sanitizer, faceshield, susu dan biscuit. Sebagai informasi, kegiatan Sosialisasi dan pelatihan serta pemberian stimulan dilaksanakan di 14 kabupaten/kota.
Lebih lanjut ia mengatakan, rarget Posyandu aktif Kalteng pada Tahun 2024 sebanyak 65%. Sehingga Ivo menekankan beberapa hal terkait temuan-temuan hasil survei kajian yang dilakukan oleh BRIN dalam pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) diantaranya pentingnya Koordinasi diantara Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
“Optimalisasi peran Satgas PPS di tingkat provinsi maupun TA kabupaten/kota, penguatan peran TPK melalui pelatihan/ refreshing pelatihan, peningkatan cakupan kunjungan ke Posyandu, optimalisasi pemanfaatan Data KRS dan pendekatan budaya kepada masyarakat untuk mengubah perilaku beresiko,” katanya mengamanatkan (MMC/YM/Aw)