Bali, Media Dayak
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perhelatan World Water Forum (WWF) ke – 10 di Bali saat ini sedang merancang proyek penyediaan air minum dan pengelolaan limbah untuk 3,3 juta keluarga didunia termasuk di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat ditemui awak media di ITDC The Nusa Dua Badung Bali.
Menurutnya, ada sekitar 113 proyek senilai US$ 9,4 miliar yang saat ini sedang dirancang dan disusun. Ratusan proyek tersebut ditujukan untuk menyediakan air minum yang layak bagi 3,3 juta rumah tangga didunia. Selain itu juga peruntukan proyek – proyek tersebut untuk pengolahan limbah bagi 300 ribu keluarga.
“Daftar proyek yang menjadi andalan dari berbagai negara sebanyak 113 proyek senilai US$ 9,4 miliar. Antara lain proyek percepatan pengadaan air minum bagi tiga juta rumah tangga dan pengolahan air limbah bagi 300 ribu rumah tangga,” jelasnya.
Semua proyek itu dapat segera terealisasi sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Terutama untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di negara-negara kepulauan yang pernah dibahas dalam forum Archipelagic and Island States (AIS) 2023, harap Basuki.
“Berbagai proyek ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai negara. Tidak hanya untuk Indonesia,”tutur Basuki.
Selain ratusan proyek tersebut, ada juga hal lain yang dibicarakan antara Indonesia dengan negara-negara peserta WWF yang terangkum dalam deklarasi para menteri. Antara lain, usulan Hari Danau Sedunia oleh Indonesia, ungkapnya.
Basuki mengatakan danau berfungsi sebagai bendungan alam dan sumber pasokan air yang penting bagi manusia, acapnia.
Dengan begitu, Hari Danau Sedunia nantinya juga bertujuan melestarikan eksistensi danau. Kemudian, soal pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim. Tujuannya, berbagi pengetahuan untuk dorong pengembangan dan inovasi pengelolaan air dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara Asia Pasifik.
Pada kesempatan yang berbeda, hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Endang Hilmi. Endang Halim menilai World Water Forum (WWF) Ke-10 yang digelar di Bali merupakan ajang penting untuk menjaga keberlangsungan sumber daya air bagi kehidupan manusia.
“Ini karena World Water Forum merupakan forum internasional sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dunia,” kata Endang Hilmi.
Ia mengatakan kegiatan yang diadakan oleh World Water Council (WWC) atau Dewan Air Dunia itu jelas akan membahas tentang permasalahan, tantangan, dan prospek keberlanjutan (sustainability) air di dunia.
“Dalam konteks ini, sebagai akademisi saya berpikir bahwa World Water Forum di Bali ini harus menjadi momentum untuk memastikan seluruh dunia bergerak bersama dalam menjaga keberlangsungan sumber daya air bagi kehidupan manusia. Dalam bahasa sederhananya adalah water for people life atau air bagi kehidupan manusia,” katanya.
Menurutnya, momentum tersebut memberikan suatu misi khusus bagi Indonesia agar dalam pertemuan WWF 2024 itu disepakati tiga misi khusus yang meliputi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim (Center of Excellence on Water and Climate Resilience), pengelolaan air terpadu di pulau-pulau kecil, dan penetapan World Lake Days atau Hari Danau Sedunia.
Ia mengatakan hal itu didasari atas peran danau yang menjadi salah satu sumber bahan baku, energi, hingga pengendali banjir.
“Selain itu, momentum ini harusnya juga dijadikan sebagai suatu promosi bahwa negara Indonesia memiliki beberapa konsep penting, yaitu membangun sinergisitas antara semua stakeholder (pemangku kepentingan) baik pemerintah, masyarakat, akademisi, private sector, dan media,” pungkasnya.(Ist/Lsn)