Belasan orang peserta saat mengikuti pelatihan Teknologi, Informasi dan Komputer (TIK) di ruang UPT – BLK Dinas PT TK Kabupaten Katingan, Senin (14/4).(Media Dayak/Ist)
Kasongan, Media Dayak
Unit Pelayanan Teknis Balai Latihan Kerja (UPT-BLK) Dinas Perindustrian, Transmigrasi dan Tenaga Kerja (PT TK) Kabupaten Katingan gelar pelatihan kejuruan Otomatif (service sepeda motor konvensional), garmen Apparel (Menjahit busana wanita/melanjutkan pelatihan tahun 2024 yang lalu) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) komputer muda, di UPT-BLK setempat, yang dibuka secara resmi oleh kepala Dinas PT TK setempat H Supardi, Senin (14/4) kemaren.
Waktu pelaksanaannya masing-masing selama 20 hari kerja. Sedangkan jumlah peserta, masing-masing kejuruan berjumlah 16 orang, yang terdiri dari masyarakat Kabupaten Katingan yang berada di masing-masing wilayah Kecamatan. “Pelatihan ini merupakan tahap kedua di tahun 2025,” kata kepala Dinas PTTK Kabupaten Katingan H Supardi, melalui kepala UPT-BLK setempat Benny Prabowo Setiawan kepada sejumlah awak media, Selasa (15/4), di ruang kerjanya, seraya menyebutkan asal peserta, diantaranya dari Kecamatan Katingan Kuala, Katingan Tengah, Tasik Payawan, Katingan Hilir dan Tewang Sangalang Garing.
Sedangkan instrukturnya (pelatih) menurutnya, untuk kejuruan otomatif dari BLK Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), instruktur TIK berasal dari salah satu pimpinan LPK di Kasongan, dan instruktur Menjahit berasal dari salah satu LPK di Kota Palangka Raya.
Setelah selesai pelatihan nantinya, menurutnya akan diberikan sertifikat sebagai bentuk bahwa mereka sudah dinyatakan lulus dari pelatihan tersebut dan siap pakai jika dibutuhkan oleh perusahaan tempat mereka melamar pekerjaan. “Maksudnya, yang akan diberikan sertifikat nantinya, hanya mereka yang benar-benar sudah mengikuti pelatihan baik teori maupun praktek setiap hari sesuai waktu yang ditetapkan instruktur,” terangnya.
Meskipun diberikan sertifikat dan uang transportasi selama mengikuti pelatihan, setelah selesai mengikuti pelatihan, mereka, menurutnya tidak diberikan peralatan menjahit (mesin jahit), peralatan bengkel ataupun komputer. “Intinya, mereka hanya dibekali ilmu dan uang transportasi serta sertifikat saja,” tuturnya.
Kendati tidak diberikan sejumlah peralatan peraga ke masing-masing peserta, namun bagi mereka yang akan melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan, sesuai dengan skillnya yang dikuasainya, pihaknya menurutnya bersedia memberikan rekomendasi kepada yang bersangkutan untuk diteruskan kepada pimpinan perusahaan yang akan dimasukinya.
Selanjutnya, bagi peserta yang tidak mempunyai keinginan untuk melamar pekerjaan ke perusahaan, namun ada sedikit modal, dirinya berharap agar membuka lapangan pekerjaan sendiri, sesuai dengan skill yang dikuasainya dari pelatihan tersebut. “Sehingga disamping ilmunya dapat bertambah, juga dapat menambah penghasilan bagi peserta yang sudah memiliki pekerjaan pokoknya,” pungkasnya. (KAs/Aw)