Tangkal Radikalisme Demi Wujudkan Indonesia Emas

Oleh : Rahmat Gunawan *)

Indonesia sudah memasuki era bonus demografi yang memiliki arti penduduk usia produktif lebih dominan dibandingkan penduduk usia nonproduktif. Namun, radikalisme di era bonus demografi seperti saat ini harus berhasil diredam untuk menuju Indonesia Emas. Bonus demografi dengan penanganan yang baik membuat produktifitasi Indonesia melambung pada momen yang tepat, 100 tahun Indonesia merdeka, 2045.
Senada dengan penulis, Komjen Pol Boy Rafli Amar selaku Kepala BNPT mengatakan bahwa kedepannya bonus demografi ini akan menentukan keberlangsungan negara. Sumber daya manusia tidak hanya dituntut untuk memiliki hard skill yang baik, tetapi adab yang baik juga. Boy Rafli juga mewaspadai propaganda radikal terorisme di media sosial. Kelompok radikal terorisme gemar mengumbar narasi kekerasan di media sosial.
Penulis berpendapat bahwa pengaruh kelompok radikal terorisme tersebut berbahaya karena dengan narasi-narasi yang mengatasnamakan agama, seringkali kelompok tersebut mendapat sambutan masyarakat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BNPT akan terus menggandeng tokoh lintas agama. Mereka secara bersama-sama akan mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk peka terhadap propaganda maupun ajakan yang dilakukan kelompok radikal tersebut. Penulis setuju dengan langkah yang dilakukan BNPT karena narasi keagamaan yang digaungkan kelompok radikal tersebut menghalalkan kekerasan terhadap sesama umat manusia, tidak sesuai dengan kaidah agama dan prinsip negara. Sehingga kerja sama antara BNPT dan tokoh lintas agama merupakan tindakan yang tepat.
Penulis juga berpendapat, agama memiliki peran yang sangat penting untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Dalam penafsirannya agama harus ada pandangan yang moderat, agama harus dijadikan sumber inspirasi, menjadi sumber solusi masalah sosial, menjadi motivasi pemberdayaan umat serta merekatkan posisi sosial kemasyarakatan. Jadi, agama sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena itu agama harus dilindungi dan bukan diekspoitasi yang dapat mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok radikal.
Penulis mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai jika ada pihak-pihak tertentu yang mengajak melalui cara-cara kekerasan karena cara tersebut tidak cocok dengan nilai agama, prinsip berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila, nilai hukum dan etika moral bangsa. Sehingga kedepannya kita dapat menyongsong Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

*Penulis adalah kontributor Bunda Mulia Institute

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *