Pesparani Barito Utara dilaksanakan di Muara Teweh pada 5-7 November 2024. Motto kegiatan “Bersaksi dan melayani melalui paduan suara dengan Tema “Sehati Membangun Persaudaraan yang Hakiki”
Ketua Panitia Pelaksana Pesparani I Barito Utara, Sastra Jaya menjelaskan, peserta berasal dari empat paroki di Barito Utara yaitu, Paroki Santa Maria de La Salette Muara Teweh mewakili Kecamatan Teweh Tengah, Lahei, Lahei Barat dan Teweh Baru berjumlah 141 orang.
Paroki Santo Clemens PIR Butong mewakili Kecamatan Teweh Selatan dan sebagian Kecamatan Montallat berjumlah 140 orang. Paroki Santo Fransiskus Asisi Benangin mewakili Kecamatan Teweh Timur dan Kecamatan Gunung Purei berjumlah 88 orang. Paroki Santo Petrus Kanisius Kandui mewakili Kecamatan Gunung Timang dan sebagian Kecamatan Montallat berjumlah 134 orang.
“Dewan juri merupakan dewan juri profesional yang memiliki sertifikasi dan pengalaman di bidang seni musik dan tarik suara,” kata Sastra Jaya pada saat Pembukaan Pesparani I Barito Utara di Tiara Batara Muara Teweh, Selasa (5/11/2024).
Adapun mata lomba yang diperlombakan yaitu, lomba paduan suara yang terdiri dari 3 kategori: paduan suara anak (PSA). Paduan Suara Orang Muda Katolik (OMK) dan Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC). Lomba menyanyi mazmur terdiri dari empat kategori yaitu menyenyi mazmur anak, menyanyi mazmur remaja, menyanyi mazmur OMK dan menyanyi mazmur dewasa.
Lomba Cerdas Cermat Rohani (CCR) terdiri dari 2 kategori yaitu cerdas cermat rohani anak dan cerdas cermat rohani remaja. “Lomba bertutur kitab suci terdiri dari satu kategori yaitu kategori anak,” kata Sastra Jaya.
Pj Bupati Barito Utara, Muhlis dalam sambutannya mengatakan, Sub Tema Pesparani Barito Utara “Melalui puji-pujian kita sehati sepikir dan pererat persaudaraan dalam rangka mewujudkan Bumi Iya Mulik Bengkang Turan yang maju, beriman, demokratis dan selalu hidup rukun dan damai dalam kemajemukan”.
Sub tema tersebut kata Pj Bupati Muhlis sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Barito Utara dimana dalam satu misinya adalah memantapkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan budaya kearifan lokal, toleransi kultural, kerukunan antar umat beragama, suku, RAS maupun golongan dalam kerangka NKRI.
“Saya melihat hal ini sebagai wujud dan persaudaraan sesama warga Barito Utara tanpa memandang perbedaan agama dan segala keterbatasan yang ada,” kata Muhlis.
Muhlis atas nama Pemkab Barito Utara menyatakan rasa bangga dan penghargaan khususnya kepada aparat pemerintah setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat di wilayah Kota Muara Teweh dan sekitarnya.
“Semoga hal yang demikian dapat dipertahankan, dibina dan ditumbuhkembangkan agar Kabupaten Barito Utara tetap kondusif, terhindar dari persinggungan dan pertikain. Tetapi semakin kompak dalam persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh,” ujar Muhlis.
Muhlis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada panitia pelaksana dan seluruh pihak lain yang telah bekerja keras mempersiapkan acara ini sejak awal. (Lna/Aw)