Penguatan Bela Negara Harus Difokuskan Pada Kaum Milenial

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran foto bersama rombongan Wantimpres sesaat usai melakukan diskusi bersama di Aula Eka Hapakat Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (17/6) (Media Dayak/Yanting).

Palangka Raya, Media Dayak

Bacaan Lainnya

     Dalam rangka menghimpun informasi tentang pelaksanaan fungsi pertahanan keamanan khususnya peningkatan kesadaran bela negara di era digital. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengkaji peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam meningkatkan kesadaran bela negara di provinsi ini, Selasa (18/6).

Kedatangan rombongan Wantimpres yang dipimpin Yusuf Kartanegara disambut langsung oleh oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran di Aula Eka Hapakat Kantor Gubernur Kalteng didampingi Kapolda Kalteng Anang Revandoko dan pejabat terkait lainnya di lingkup provinsi Kalteng.

Sugianto menyebutkan, penguatan bela negara ini harus difokuskan pada kaum milenial terutama melalui pendidikan di sekolah. Namun sayangnya pelajaran yang fokus pada Pancasila, Undangan-undangan Dasar, dan mengenai bela negara kurang lagi diperhatikan.

“Kalau dulukan ada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) di SD, SMP dan SMA didapatkan. Namun sekarang ini sudah tidak lagi. Kita selalu bicara Pancasila dan bela negara, mestinya pelajaran seperti itu dikuatkan lagi,” ucapnya.

Sugianto menegaskan, perlunya​ penguatan nilai Pancasila dan bela negara kepada kaum milenial karena kemajuan teknologi sekarang ini tidak jarang disalahgunakan, terutama penyebaran berita bohong.

Memperkuat kesadaran bela negara melalui kaum milenial merupakan salah satu langkah pemerintah memperkuat pertahanan ke depan. Sebab berbicara soal pertahanan tidak mengenal kekuatan TNI dan Polri, tapi bagaimana masyarakat memiliki kesadaran bela negara yang besar.

“Inilah kenapa perlu memperkuat soal bela negara melalui kaum milenial, karena kita bicara bagaimana ke depannya,” urai Sugianto Sabran.

Sementara itu ketua rombongan kunjungan Anggota Wantimpres Yusuf Kartanegara menyebutkan, kajian ini dilakukan untuk menggali informasi dan mengetahui secara langsung situasi dan kondisi terkini terkait upaya Peningkatan Kesadaran Bela Negara Di Era Digital di Kalteng serta untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan guna menyusun kajian tentang Peningkatan Kesadaran Bela Negara Di Era Digital untuk memperkokoh NKRI yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara di bidang pertahanan dan keamanan.

“Kami memerlukan data dari Pemprov Kalteng untuk melengkapi data yang sudah kami dapatkan dari berbagai sumber. Inilah kenapa kamu memerlukan informasi bagiamana perkembangan bela negara di provinsi ini,” katanya saat melakukan pertemuan dengan Pemprov Kalteng. 

Persoalan bela negara yang merupakan kewajiban dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Saat ini, tantangan harus serius disikapi yakni mengenai kemajuan teknologi informasi. Di satu sisi, kemajuan di bidang itu memberi banyak efek positif, namun di sisi lain juga memiliki efek negatif luar biasa. 

Di era digital, teknologi tidak bisa dihindarkan oleh siapapun, siapa saja bisa menggunakan teknologi, “tetapi saya rasa semuanya bisa disaring pemanfaatan, dan kita bisa menetralisir karena semua sumber bisa kita temukan,” ujarnya.

Yusuf melanjutkan, “Soal bela negara ini sudah diamanatkan di Undang-undang Dasar. Di Kalteng, kami akan mengunjungi sejumlah tepat untuk menghimpun data. Hasil kajian ini nantinya juga akan digunakan oleh Presiden,” pungkasnya.(Ytm/Lsn)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait