Pemprov Kalteng Siapkan Langkah Antisipasi Inflasi dan Potensi Bencana Jelang Pilkada dan Akhir Tahun

 
Staf Ahli Gubernur Kalteng Yuas Elko saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi secara virtual, Senin (18/11/2024). (Media Dayak/MMC Kalteng)
 
Palangka Raya, Media Dayak 
 
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual bersama Mendagri RI dari ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur Kalteng, Senin, (18/11/2024)
 
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, saat membuka rakor, menyampaikan bahwa pertemuan ini juga mencakup dua agenda besar: kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana terutama terkait cuaca ekstrem, dan persiapan Pilkada serentak pertama kali di Indonesia, yaitu pemilihan 37 gubernur (kecuali DIY), serta 415 kabupaten dan 93 kota (kecuali 1 kabupaten dan 5 kota administratif di Provinsi DKI Jakarta).
 
Tito mengingatkan pemerintah daerah untuk berkoordinasi dengan Bulog dan distributor pangan guna mencegah penimbunan barang kebutuhan pokok, yang sering terjadi saat pemilu. Setelah Pilkada, menjelang Natal dan Tahun Baru, liburan panjang juga berpotensi memicu kelangkaan, sehingga stok pangan perlu siap untuk didistribusikan.
 
Pada kesempatan itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa pada November hingga Desember 2024, diprediksi akan ada La Nina lemah yang bersamaan dengan masuknya musim hujan. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir pesisir (rob), longsor, dan angin kencang perlu ditingkatkan.
 
Dwikorita juga mengungkapkan bahwa 67 wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan tahunan kategori tinggi pada 2025, terutama di sebagian Sumatera, Kalimantan, Jawa bagian barat dan tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Selatan, Maluku, serta Papua Barat dan Papua. 
 
Sementara itu, 15% wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan di atas normal, termasuk sebagian Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan Papua tengah, sedangkan 1% wilayah akan mengalami curah hujan di bawah normal, yaitu NTT bagian timur dan Papua Barat bagian timur.
 
Kepala BPS RI, Plt Amalia Adininggar, memaparkan bahwa berdasarkan data historis 2020–2023, inflasi pada bulan November biasanya lebih tinggi dibandingkan Oktober. Komoditas yang sering menyumbang inflasi adalah telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, tarif angkutan udara, dan emas perhiasan.
 
Tercatat, Indeks Perkembangan Harga (IPH) M2 per November 2024 berdasarkan SP2KP hingga 16 November menunjukkan kenaikan IPH di banyak kabupaten/kota, terutama karena daging ayam ras dan bawang merah. Harga bawang merah naik 15,07% dibandingkan Oktober, sementara harga daging ayam ras, bawang putih, dan minyak goreng masing-masing naik 1,68%, 1,42%, dan 0,75%. Namun, harga beras turun 0,22% dibandingkan Oktober 2024.
 
Plt Sekjen Kemendagri RI, Tomsi Tohir, mengakhiri rakor dengan mengingatkan semua daerah untuk bersiap menghadapi curah hujan yang meningkat dan mengantisipasi potensi bencana serta kenaikan harga pangan menjelang Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Persiapan stok pangan perlu diperhitungkan agar tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan.
 
Usai rakor, Staf Ahli Gubernur Yuas Elko menyatakan bahwa inflasi di Kalteng relatif aman dan terkendali, namun ia menggarisbawahi pentingnya ketersediaan stok kebutuhan pokok, termasuk melalui peran Bulog dan dinas terkait jelang Pilkada. Yuas juga berharap gerakan pangan murah oleh Dinas Ketahanan Pangan terus berlanjut, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru.(MMC/Ytm/Lsn)
 
 
 
 
 
 
image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait