Sekretaris Dinas Kesehatan Rainer Danny P Mamahit berfoto bersama peserta sosialisasi yang terdiri dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan ASN yang hadir di kegiatan sosialisasi, Kamis (14/11/2024)(Media Dayak/MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Untuk mendukung upaya penanggulangan HIV-AIDS di Kalteng tahun 2024, Plt Sekda Provinsi Kalteng, yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Rainer Danny P Mamahit, membuka kegiatan Sosialisasi dan Edukasi HIV-AIDS bagi Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (14/11/2024).
Dalam sambutan tertulis yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Rainer Danny P Mamahit, Plt Sekda Provinsi Kalteng menyatakan bahwa HIV-AIDS seperti fenomena gunung es, tampak seolah baik-baik saja di permukaan, namun dapat membawa konsekuensi berat jika pencegahan diabaikan.
“Apabila kita lalai dalam pencegahan, di masa mendatang kita akan menghadapi beban yang lebih berat karena semua sudah terlambat,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa HIV-AIDS kini menjadi masalah global yang telah menyebar luas, termasuk ke seluruh wilayah di Kalteng Berdasarkan data, seluruh kabupaten/kota di Kalteng melaporkan adanya kasus HIV-AIDS, bahkan terdapat pasien dari pelosok desa yang dirawat di rumah sakit.
“Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa membunuh Virus HIV dalam tubuh orang yang terinfeksi. Namun, sudah tersedia obat yang membantu penderita untuk tetap hidup produktif,” tambahnya.
Diharapkan melalui sosialisasi ini, seluruh lapisan masyarakat memperoleh pemahaman komprehensif mengenai HIV-AIDS, terutama terkait penularan dan pencegahannya.
“Jika kita masih berpikir bahwa masalah HIV-AIDS hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, maka kita akan tertinggal, apalagi mengingat gaya hidup modern yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV-AIDS,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kalteng, Saidah Suryani, menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan pertumbuhan kasus HIV tercepat. “Jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia terus meningkat sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, Kalimantan Tengah melaporkan 2.722 kasus, terdiri dari 1.736 kasus HIV dan 986 kasus AIDS, dengan sebaran tertinggi di Palangka Raya, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat.
Selain itu, kasus HIV-AIDS yang awalnya ditemukan pada pekerja seks kini juga menyebar ke ibu rumah tangga, bahkan bayi. “Pada tahun 2019, kasus tertinggi dilaporkan dari lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan di tahun 2022, kasus tertinggi di Palangka Raya berdasarkan pekerjaan adalah ASN, TNI Polri, mahasiswa, dan pekerja swasta,” pungkasnya.(MMC/YM/Aw)