Pemprov Kalteng Dorong Pasar Murah untuk Kendalikan Inflasi, Inflasi November 2024 Tercatat 1,02%

Plh Asisten Bidang Pemkesra Setda Provinsi Kalteng Maskur saat menghadiri Konferensi Pers Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalteng, Senin (2/12/2024)(Media Dayak/MMC Kalteng)

Palangka Raya, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Pelaksana Harian (Plh) Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Provinsi Kalteng, Maskur, menghadiri konferensi pers Berita Resmi Statistik yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, bertempat di Ruang Video Conference BPS Provinsi Kalteng, Senin (2/12/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Maskur menyampaikan bahwa Pemprov Kalteng secara masif menggencarkan kegiatan pasar murah. Ia menjelaskan bahwa pasar murah merupakan salah satu upaya strategis pemerintah dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok, terutama menjelang hari-hari besar atau ketika terjadi gangguan pasokan.

“Melalui pasar murah, pemerintah dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok. Ini juga merupakan instrumen efektif untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi,” ujar Maskur.

Maskur menambahkan bahwa upaya ini merupakan amanat dari pemerintah pusat, yang mengharuskan setiap daerah mengambil langkah pengendalian inflasi. “Alhamdulillah, inflasi di Kalteng berada di angka 1,02 persen, termasuk dalam sepuluh besar terendah secara nasional,” tuturnya.

Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, dalam paparannya menjelaskan bahwa pada November 2024, inflasi year-on-year (y-on-y) di Kalteng tercatat sebesar 1,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,13. Inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 1,12 persen dengan IHK 105,47, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 0,84 persen dengan IHK 106,73.

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi tahunan, yakni sebesar 0,56 persen,” ungkap Agnes.

Agnes merinci bahwa inflasi y-on-y disebabkan oleh kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran, seperti: Makanan, minuman, dan tembakau: 1,47 persen. Pakaian dan alas kaki: 0,60 persen. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga: 0,80 persen. Kesehatan: 1,11 persen. Pendidikan: 2,21 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,55 persen. Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 5,15 persen.

Namun, beberapa kelompok pengeluaran mencatat penurunan indeks, antara lain: Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: -0,33 persen. Transportasi: -1,21 persen. Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: -0,02 persen. Rekreasi, olahraga, dan budaya: -0,05 persen.

Untuk inflasi month-to-month (m-to-m), Kalimantan Tengah mencatat angka 0,36 persen pada November 2024, sementara inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 0,55 persen.
 
Melalui kolaborasi antara Pemprov Kalteng dan BPS, berbagai langkah strategis terus dilakukan guna mengendalikan inflasi dan memastikan stabilitas ekonomi di daerah.(MMC/YM/Aw)
image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait