RAPAT : Rapat Koordinasi terkait Permasalahan Pertanian dan Perluasan Areal Tanam (PAT). Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas bersama stake holder terkait melaksanakan Rapat Koordinasi Terkait Permasalahan Pertanian dan Perluasan Areal Tanam (PAT), bertempat di Ruang Rapat Bupati Kapuas, Jumat (30/8). Media Dayak/ hmskmf)
Kuala Kapuas , Media Dayak
Menindaklanjuti Surat dari Kantor Staf Presiden Nomor: B-68/KSP/D.3/08/2024 tanggal 19 Agustus 2024, perihal Verifikasi Lapangan dan Rapat Koordinasi terkait Permasalahan Pertanian dan Perluasan Areal Tanam (PAT). Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas bersama stake holder terkait melaksanakan Rapat Koordinasi Terkait Permasalahan Pertanian dan Perluasan Areal Tanam (PAT), bertempat di Ruang Rapat Bupati Kapuas, Jumat (30/8).
Rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Septedy, didampingi Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden Edy Priyono, stake holder terkait, Kepala DPUPRPKP Kabupaten Kapuas Yan Hendri Ale, serta sejumlah tamu undangan yang hadir.
Dalam rapat tersebut dibahas berbagai macam permasalahan dan tantangan yang ada pada Program Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau seperti Pemahaman tentang PAT dan luas tanam regular yang belum sama berdampak masih rendahnya pelaporan PAT. Keterlambatan hasil SID (Desain+RAB bulan April – Juli) dikarenakan pelaksana SID masih menunggu surat persetujuan dari BWS Kalimantan II untuk melaksanakan normalisasi dan penggunaan saluran irigasi sekunder untuk jembatan usaha tani. Sebagian besar pelaksanaan kegiatan Opla bersinggungan dengan saluran irigasi sekunder yang kurang fungsional dan perlu dilakukan normalisasi.
Saluran irigasi primer dan sekunder. Belum tersedia benih yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Penggunaan benih varietas lokal masih menjadi prioritas (umur dalam 6 bulan) dan untuk meningkatkan perluasan areal tanam (PAT) diperlukan benih genjah atau super genjah. Namun demikian ketersediaan benih varietas genjah atau super genjah belum tersedia dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP).
“Pengembangan padi gogo saat ini masih menghadapi kesulitan karena keterbatasan ketersediaan benih padi gogo. Keterbatasan anggaran pengiriman pompa dari titik bagi (Distan Kabupaten) ke lokasi berdampak terhadap keterlambatan upaya percepatan olah tanah pada lokasi-lokasi yg kekurangan air. Kebutuhan alsintan combine harvester sangat dibutuhkan untuk percepatan panen dan traktor roda 2/4 (sesuai topologi lahan sawah) untuk percepatan tanam,” tutur Edy Priyono.
PAT 1 Optimalisasi Lahan, Desa Anjir Serapat Tengah, Kecamatan Kapuas Timur, dengan rincian Konstruksi: 23.629 Ha (81,7%). Pengolahan lahan, Tahap I: 1.356 Ha (Agustus 2024), Tahap II: 4.256 Ha (September 2024), Tahap III: 23.312 (Oktober 2024), IP100 sampai IP200, Daerah Irigasi Pusat (DI Anjir Serapat), Pendangkalan Irigasi Sekunder dengan Tantangan: Benih, Pupuk, Dolomit, dan lain-lain.
“Di lokasi PAT Optimalisasi Lahan, Desa Anjir Serapat Tengah, Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas terjadi pendangkalan dan sedimentasi tinggi pada jaringan irigasi sekunder, sehingga aliran air dari saluran irigasi primer tidak dapat masuk ke dalam jaringan irigasi sekunder meski terjadi pasang besar. Sementara, saluran irigasi primer dipengaruhi oleh pasang-surut air sungai Muhur. Ketika terjadi pasang, aliran air tidak dapat masuk hingga kedalam jaringan irigasi sekunder dan tersier. Akibat pendangkalan tersebut, debit air kurang,” ungkap Deputi III Kantor Staf Presiden.
Ditempat yang sama, Sekda Kapuas Septedy menyampaikan hasil atau kesimpulan pada rapat tersebut adalah Peningkatan infrastruktur lahan pertanian rawa melalui pembangunan/rehabilitasi infrastruktur tata lahan dan tata air. Meningkatkan indekspertanaman (IP) tanaman pangan (padi).
“Dengan berbagai jenis kegiatan Opla ini yaitu, Survey Investigasi Desain, Pembangunan/rehabilitasi tanggul, Rehabilitasi/pembangunan pintu air, Rehabilitasi/pembangunan saluran irigasi dan drainase, Pengadaan pompa air, Pengadaan pipa/gorong-gorong, Pembuatan jembatan usaha tani, Penyiapan/pengolahan lahan agar program strategis Nasional ini akan semakin baik lagi kedepannya,” terang Septedy. (hmskmf/Lsn)