Pegawai Lapas Narkotika Kelas II A Kasongan Ikuti Diklatpim III di Samarinda

Suwono, pegawai Lapas Narkotika kelas IIA Kasongan, bersama rekannya yang satu kelompok saat mengikuti diklatpim dan pengawasan angkatan III tahun 2023 , di LAN RI Puslatbang KDOD Samarinda Provinsi Kaltim. (Media Dayak/Ist)

Kasongan, Media Dayak

Suwono, salah seorang pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika kelas II A Kasongan ikuti Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim) dan Pengawasan angkatan III tahun 2023 Lembaga Administerasi Negara (LAN) RI Puslatbang di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersamaan dengan 39 orang pegawai dari Kementerian Hum dan Ham lainnya di seluruh Indonesia yang dimulai sejak Jum’at (8/9) kemaren.
 
Suwono tergabung diantara 10 orang di dalam kelompok 4 yang ikut menjadi peserta, diantaranya 
Andik Dwi Saputra, Suwono, Alipul Humam, Reza Pahlevi, Masagus Mochamad Ivans, Juhan Wahyudi, Erikjon Sitohang, Fajar Shidiq Sulistiawan, Ahmad Zubaidi dan Dhika Swastika. “Kami orang 10 ini masuk kelompok IV,” kata Suwono, salah seorang pegawai Lapas Narkotika kelas II A Kasongan yang kini menjabat sebagai kepala jaga 
 
Kegiatan tersebut menurut Suwono, dibuka secara resmi oleh kepala LAN Samarinda Dr Muhammad Aswad MSi. Sedangkan waktu diklatpim sekitar 15 hari. Sementara methode yang diajarkan berupa pembelajaran mandiri dan pembelajaran distance learning. “Dengan metode tersebut, peserta saat memasuki kampus telah dibekali pengetahuan tentang kepemimpinan yang berwawasan nasional dan berkepribadian Pancasila,” terangnya.
 
Adapun hal yang positif dari diklatpim tersebut menurutnya, para peserta sudah menemukan beberapa permasalahan dan siap menyelesaikan permasalahan tersebut dalam bimbingan  tenaga pengajar. Selain itu, ada pula keterkaitannya dengan permasalahan yang ada di unit kerja masing masing peserta, tentunya dengan pelatihan kepemimpinan ini dapat terjawab, dengan penerapan pengetahuan yang telah didapat oleh semua peserta.
 
Bahkan dengan diklatpim ini pula, peserta, lanjutnya, mampu memecahkan berbagai permasalahan dan menemukan solusi nyata dalam bentuk aksi perubahan secara nyata dan dilaksanakan secara nyata serta berkelanjutan. 
 
Lebih jauh dirinya juga menjelaskan, dari aksi perubahan ini, para peserta tidak hanya bekerja berdasarkan kinerja yang selama ini dilaksanakan,nya saja. Namun, jauh dari itu, para peserta memiliki pola pikir yang lebih luas lagi. “Artinya, bukan hanya sebagai aparatur sipil negara, yang mendapatkan gaji dari negara saja, tetapi telah memiliki pola pikir bekerja adalah bentuk bela negara dalam lingkup Kementerian Hukum dan HAM RI,” tuturnya.
 
Metode pembelajaran modern ini, yang kita rasakan selama diklatpim sesuai apa yang disampaikan oleh Dr M Harry Rahmadi SPi MM selaku nara sumber dalam diklatpim tersebut, tujuan utamanya menurutnya, adalah, untuk menciptakan pemimpin yang mampu berwawasan nasional, berwawasan Pancasila dan bela negara. “Peserta setelah mendapatkan pengetahuan dari tenaga pengajar, harus mampu menerapkan kepemimpinan berwawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila,” harapnya.
 
Selanjutnya, dirinya juga menyadari adanya perubahan yang mendasar sebelum dan sesudah peserta mengikuti diklatpim ini, sebelum peserta mengikuti diklatpim, bisa saja  hanya bekerja dan memimpin secara rutinitas, tidak ada target capaian dan tidak ada pengabdian. “Namun, setelah mendapatkan diklatpim ini, maka bekerja  seperti secara rutinitas, tidak ada target capaian, tidak ada pengabdian berubah menjadi bekerja adalah bela Negara dan untuk rakyat,” akunya. (Kas/Aw)
image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait