Plh Asisten Maskur, saat memberikan sambutan di Pembukaan MUSWIL II TBBR Provinsi Kalteng Tahun 2024, bertempat di Aula Balai Guru Penggerak, Kamis (19/9/2024)(Media Dayak/MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Mewakili Gubernur Kalteng, Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Maskur menghadiri Pembukaan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) II Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Provinsi Kalteng Tahun 2024, bertempat di Aula Balai Guru Penggerak, Kamis (19/9/2024).
Dalam sambutannya yang mewakili Gubernur, Maskur menyampaikan harapan besar bahwa Muswil ini dapat melahirkan kader-kader dengan gagasan inspiratif, kreatif, dan inovatif, yang tetap menjunjung tinggi jati diri serta karakter kebangsaan. Ia menekankan pentingnya konsolidasi dan koordinasi dalam menentukan rencana dan program kerja ke depan, sehingga TBBR mampu berperan aktif dalam pembangunan daerah, khususnya dalam pelestarian adat dan budaya.
Pihaknya juga berharap pemimpin yang terpilih dalam Muswil II TBBR dapat bekerja dengan ikhlas, bersinergi dengan Pemerintah, TNI/Polri, dan berbagai pihak dalam mengawal pembangunan daerah.
Menyinggung tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, Maskur menyebutkan bahwa kehadiran IKN menjadi tantangan dan peluang bagi Kalteng. Oleh karena itu, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing harus diprioritaskan.
Selain itu, menjelang Pilkada serentak pada November 2024, Maskur mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk TBBR, untuk menjaga persatuan dan keamanan demi stabilitas daerah yang kondusif, dengan menjunjung Falsafah Huma Betang.
Panglima Besar Pasukan Merah TBBR, Pangalangok Jilah Agustinus Jilah, dalam sambutannya, menekankan pentingnya persatuan masyarakat Dayak untuk bisa bersaing dalam era baru IKN. Ia mendorong masyarakat Dayak untuk tetap menjaga adat dan budaya mereka, sambil terus belajar dan beradaptasi.
Sementara itu, Ketua Umum TBBR, James Mark, menyatakan bahwa tujuan utama TBBR adalah menyatukan masyarakat Dayak dengan adat, budaya, dan tradisinya untuk kemajuan bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). James juga menekankan bahwa TBBR tidak membedakan agama, sub suku, atau provinsi, melainkan berfokus pada persatuan Dayak secara luas.(MMC /YM/Aw)