Menteri Kehutanan RI Tinjau Konservasi Orangutan di Pulau Salat, Apresiasi Kolaborasi Pelestarian Alam

 
Penyambutan Menteri Kehutanan RI di Bandara Tjilik Riwut Palang Raya, Rabu (19/3/2025).(Media Dayak/MMC Kalteng)
 
Palangka Raya, Media Dayak 
 
Jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyambut kedatangan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, di Terminal Kedatangan Umum Bandara Tjilik Riwut, Rabu (19/3/2025).
 
Kunjungan Menteri Kehutanan RI ke Kalteng ini bertujuan untuk meninjau kawasan konservasi orangutan di Pulau Salat, Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau.
 
Usai penyambutan singkat di Bandara Tjilik Riwut, Menteri Kehutanan RI bersama rombongan dan jajaran Pemprov Kalteng langsung bertolak menuju Dermaga Desa Pilang. Dari sana, perjalanan dilanjutkan menggunakan motorboat menuju lokasi konservasi orangutan di Pulau Salat.
 
Dalam sambutannya, Raja Juli Antoni mengapresiasi kolaborasi antara Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dengan pihak swasta, yakni perusahaan CBI Group dan SSMS. Ia menilai kerja sama ini sebagai contoh nyata sinergi yang baik dalam menjaga kelestarian alam dan keberlanjutan ekosistem.
 
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa kerja sama antara pecinta lingkungan dan perusahaan swasta dapat tercipta dengan harmonis,” ujarnya.
 
Ia juga menekankan bahwa kunjungannya bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi momen refleksi untuk memperkuat kebijakan pelestarian lingkungan.
 
“Saya berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem,” imbuhnya.
 
Selain itu, ia menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerhati lingkungan dan sektor swasta dalam menjaga kelestarian alam. Ia juga menyinggung industri kelapa sawit, mengakui bahwa meskipun masih ada perusahaan yang tidak bertanggung jawab, terdapat pula perusahaan yang berkomitmen tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.
 
Sebagai bagian dari rangkaian kunjungan, Menteri Kehutanan RI menyaksikan pemutaran film dokumenter di ruang serbaguna kawasan konservasi. Film tersebut mengisahkan perjalanan orangutan yang diselamatkan, direhabilitasi, dan akhirnya dilepasliarkan ke habitat aslinya.
 
Raja Juli Antoni mengaku terharu melihat film yang menggambarkan Pulau Salat sebagai “jalan pulang” bagi orangutan.
 
“Saya terharu melihat film ini. Pulau Salat seperti jalan pulang bagi orangutan. Setelah diselamatkan, mereka menjalani sekolah dan pelatihan sebelum akhirnya bisa dilepasliarkan ke habitat aslinya,” ungkapnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Yayasan BOS, Jamartin Sihite, memaparkan berbagai inisiatif yang telah dilakukan di Pulau Salat, termasuk penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran orangutan.
 
“Di kawasan ini, orangutan yang diselamatkan menjalani proses pembelajaran sebelum dilepasliarkan ke alam liar, memastikan mereka mampu bertahan hidup secara mandiri,” jelasnya.
 
Pulau Salat memiliki peran krusial dalam upaya pelestarian orangutan, menjadi tempat transisi bagi satwa yang sebelumnya mengalami kehidupan di luar habitat aslinya.(MMC/Ytm/Lsn)
 
 
 
 
image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait