Asisten Ekbang Setda Provinsi Kalteng Sri Widanarni (kiri) hadiri Konferensi Pers Berita Resmi Statistik, Rabu (15/1/2025)(MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Provinsi Kalteng, Sri Widanarni, mewakili Plt Sekretaris Daerah menghadiri konferensi pers Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng. Acara tersebut membahas Profil Kemiskinan Kalteng September 2024 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk September 2024. Kegiatan berlangsung di Ruang Vicon BPS Provinsi Kalteng, Rabu (15/1/2025).
Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, mengungkapkan bahwa persentase penduduk miskin pada September 2024 mencapai 5,26%, meningkat 0,09% poin dibandingkan Maret 2024.
“Jumlah penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebanyak 149,24 ribu orang, meningkat 3,61 ribu orang dibandingkan Maret 2024,” ungkap Agnes.
Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2024 mencapai 5,22%, naik 0,33% poin dari Maret 2024. Sebaliknya, di perdesaan persentase penduduk miskin menurun 0,09% poin menjadi 5,29%.
“Garis kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp641.524,00/kapita/bulan, meningkat 2,82% dibanding Maret 2024. Komposisinya terdiri dari 77,25% untuk kebutuhan makanan (Rp495.595,00) dan 22,75% untuk kebutuhan non-makanan (Rp145.929,00),” tambahnya.
Penurunan Indeks Kemiskinan
Agnes melaporkan bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) tercatat 0,680, menurun dari 0,784 pada Maret 2024. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun dari 0,188 menjadi 0,125,” jelasnya.
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk, diukur melalui Gini Ratio, mencapai 0,304 pada September 2024, meningkat 0,003 poin dibandingkan Maret 2024.
“Di daerah perkotaan, Gini Ratio naik dari 0,311 menjadi 0,322. Namun, di daerah perdesaan, Gini Ratio justru turun dari 0,288 menjadi 0,282,” terang Agnes.
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40% terbawah berada di angka 21,88%, termasuk kategori rendah. Di perkotaan, angka ini mencapai 20,58%, sementara di perdesaan lebih tinggi, yaitu 23,12%.
Upaya Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan
Sri Widanarni menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah Kalteng telah mengupayakan berbagai langkah untuk menurunkan angka kemiskinan. Salah satu fokus utama adalah pengembangan Kalteng sebagai Lumbung Pangan Nasional dan mendukung Swasembada Pangan.
“Program ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan, khususnya di sektor pertanian, yang dapat membantu mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Ia juga mendorong masyarakat, khususnya di perdesaan, untuk berkontribusi aktif dalam program tersebut.
“Jangan hanya menunggu bantuan pemerintah, tetapi manfaatkan lahan yang ada. Dengan partisipasi aktif masyarakat, program ini akan membawa dampak signifikan,” imbuhnya.
Sri optimis bahwa keberhasilan program ini dapat menghapuskan pengangguran di Kalteng, baik yang terbuka maupun terselubung.
“Lahan yang luas dan dukungan pemerintah yang besar adalah peluang yang harus dimanfaatkan masyarakat,” tutupnya.(MMC/YM/Aw)