CEK LANGSUNG DILAPANGAN-Kepala Disdagrin Barito Utara Dewi Handayani bersama tim Tim Satgas, turun langsung ke lapangan pada Rabu (1/1) untuk melakukan pengecekan. Tim mengunjungi beberapa agen dan pangkalan gas di wilayah Muara Teweh, namun sebagian besar agen tutup karena libur hari besar.(Media Dayak:ist)
Muara Teweh, Media Dayak
Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, masyarakat Muara Teweh di Kabupaten Barito Utara dihebohkan dengan kelangkaan gas elpiji 3 kg. Keluhan dan keresahan warga ramai diperbincangkan di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan grup WhatsApp, terkait sulitnya mendapatkan gas melon serta harganya yang melambung tinggi dalam sepekan terakhir.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Barito Utara, Dewi Handayani, bersama Tim Satgas, turun langsung ke lapangan pada Rabu (1/1) untuk melakukan pengecekan. Tim mengunjungi beberapa agen dan pangkalan gas di wilayah Muara Teweh, namun sebagian besar agen tutup karena libur hari besar.
Satu-satunya pihak yang berhasil dimintai keterangan adalah Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru, yang bertanggung jawab atas pasokan gas untuk Barito Utara dan Murung Raya.
Pihak SPBE menegaskan bahwa pasokan gas dalam kondisi normal dan bahkan ditambah untuk mengantisipasi kebutuhan jelang perayaan hari besar.
“Stok selalu penuh, penyaluran lancar, tidak ada kendala distribusi. Setiap hari ada 14 Loading Order (LO) untuk Muara Teweh dan Puruk Cahu. Jika hari ini masuk, esok hari LPG sudah harus habis disalurkan,” ujar pihak SPBE.
Menurutnya, pada hari-hari biasa pengiriman dilakukan dengan dua truk, namun menjelang perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru, jumlahnya bisa meningkat menjadi lima truk.
Pihak SPBE juga membantah isu yang beredar bahwa pasokan gas untuk Barito Utara berasal dari Ampah. Mereka menegaskan bahwa suplai gas masih berasal dari wilayah Barito Utara sendiri.
Meski demikian, Dewi Handayani mengakui bahwa pihak Disdagrin hanya memiliki wewenang dalam hal sosialisasi, pembinaan, dan koordinasi, sementara penindakan terhadap pelaku yang menjual gas dengan harga tinggi bukanlah ranah mereka.
“Kami heran, pasokan gas normal bahkan lebih, tapi kelangkaan tetap terjadi dan harga naik drastis. Penindakan terhadap pelaku nakal adalah wewenang aparat penegak hukum,” jelas Dewi.
Karena banyak pangkalan yang tutup selama libur tahun baru, investigasi dan pengecekan akan dilanjutkan pada hari Kamis (2/1), untuk mengungkap lebih jauh penyebab kelangkaan dan lonjakan harga gas elpiji 3 kg di Muara Teweh.(lna/Aw)