Jakarta, Media Dayak
Pemerintah Indonesia akan melakukan angkah-langkal preventif untuk mengatisipasi penyebaran viru Mpox, jelang penyelenggaraan HLF-MSP dan IAF Ke-2 di Bali.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan event internasional High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 2024. Acara tersebut akan digelar di Nusa Dua Bali mulai 1 hingga 3 September mendatang.
“Ini saya minta betul-betul ada upaya preventif,” tegas Presiden Jokowi, saat menggelar rapat terbatas bersama jajarannya untuk membahas persiapan penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Provinsi Bali. Rapat terbatas tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, (27/8).
Presiden Joko Widodo (Jokowi)menaruh perhatian khusus terhadap penyebaran wabah Mpox di wilayah Afrika dan secara khusus meminta jajarannya mewaspadai penyebaran Mpox menjelang penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF).
Presiden menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan pengawasan kesehatan di pintu-pintu masuk kedatangan Internasional. Langkah tersebut tidak hanya dari Kementerian Kesehatan saja, tetapi juga bisa dilakukan oleh kementerian/lembaga lainnya.
“Pengalaman pandemi Covid yang lalu, ini bisa dijadikan rujukan sehingga saya minta segera untuk dibuat protokol kesehatan dan disosialisasikan secara masif mengenai ini,” imbuh Presiden.
“Tanggal 1-3 September kita tahu penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum sudah dekat. Pada forum ini diundang 51 negara, 28 negara diantaranya dari kawasan Afrika dan diperkirakan yang hadir kurang lebih 1.500 peserta,” tutur Presiden.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa meski tidak ada pembatasan khusus bagi Warga Negara Asing (WNA) dari Afrika menjelang penyelenggaraan Indonesia-Afrika Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September 2024, Indonesia akan memperkuat sistem pemantauan penyakit dengan mengaktifkan kembali Electronic Surveillance Card.
Sistem ini mengharuskan pendatang dari luar negeri untuk mengisi data diri, riwayat perjalanan, dan melakukan pemeriksaan kesehatan.
Jika sehat, maka sistem akan menunjukkan warga hijau. Namun jika berpotensi menularkan, sistem akan menunjukkan warna merah sama seperti saat Covid-19.
“Kalau kuning, merah kita lihat suhunya, kalau ternyata memang tinggi dan ada ruam-ruam nanti diambil PCR,” ucap Budi.
Budi menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan dua mesin tes polimerase berantai (PCR) di Cengkareng-Jakarta dan Bali. Pemerintah juga akan mengidentifikasi pelancong dari Afrika untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Kalau dia positif langsung ditaruh di isolasi, di rumah sakit. Karena obat-obatan kita sudah siapkan, antivirusnya sudah dikirim ke Bali juga, sebagian di Jakarta. Dan semua reagen-reagen buat PCR, buat whole genome sequencing-nya sudah kita persiapkan, dan kita lab-nya akan lengkap, sekarang ada di Jakarta, ada di Bali,” jelas Budi.
Hingga saat ini, Indonesia telah mencatat 88 kasus cacar monyet sejak pertama kali ditemukan pada 2022, dengan rincian 73 kasus pada 2023 dan 14 kasus pada 2024. Semua kasus tersebut telah dinyatakan sembuh setelah mendapatkan pengobatan. Varian yang menyebar adalah clade 1B dengan tingkat fatalitas sebesar 0,1 persen.
Pemerintah melakukan segala upaya dan persiapan agar dua kegiatan prestisius itu bisa terselenggara dengan aman dan lancar. (Ist/ Lsn)