Kondisi jalan Desa Juking Pajang akibat luapan sungai barito di Murung Raya saat curah hujan sedang meningkat. (Dayak Pos/Lulus Riadi)
Puruk Cahu, Media Dayak
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Murung Raya (Mura) ada sembilan titik rawan banjir, menanggapi hal tersebut. bahwa pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah rawan banjir. Hal itu dilakukan lantaran intensitas curah hujan di wilayah ini cukup tinggi.
Hal ini disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Mura, Markudius Dani mengatakan, ada beberapa daerah yang setiap kebanjiran lebih dulu terendam air seperti wilayah Desa Juking Pajang, Muara sumpoi, Danau Usung, Bahitom. Sedangkan di Sungai Manawing Datah Kotou hanya sebentar saja, namun fasilitas jalan cor beton juga sering terendam bahkan sering saat berangkat ke bandara juga sempat terganggu.
Sedang pemetaan banjir untuk wilayah hilir yang sering rawan banjir adalah diwilayah Desa Bumban Tuhup, terus masuk Muara Laung, Batu Bua. Kemudian wilayah hulu Barito nya adalah Desa sungai Gula kedalam, karena biasanya luapan air sungai Laung anak sungai Barito karena tertahan ketika sungai Barito pasang.
Ia mengemukakan, bahwa kegiatan atau program BPBD pada tahun 2019 ini hanya bersifat rutinitas kebencanaan. Dan apapun kebencananya, pihaknya bersedia memberi bantuan kepada masyarakat dengan personil dan fasilitas yang ada.
“Bantuan yang kami berikan bersifat personal dan kita masih ada pembahasan dengan pihak Kementrian Lingkungan Hidup atau Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Murung Raya untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), namun sekarang memang belum, karena masih musim penghujan terutama pemantauan titik hotspot agar tidak menjadi bencana,”Kata Markudius Dani, Senin (14/1).
Disampaikannya, bahwa tahun ini mengalami perbedaan sebab walaupun hujan tetapi sungai Barito tetap saja mengalami penurunan atau surut tidak meluap seperti tahun-tahun yang lalu. Kemarin itu dari bulan Desember-Januari sungai Barito banjir, namun tidak menimbul bencana banyak desa yang terendam banjir.
“Pada tahun 2018 kemarin, dari bulan Januari sampai Maret itu biasanya terjadi banjir. Entah pada tahun ini. Sebab walaupun diterpa hujan lebat tetapi sungai Barito tetap saja tidak ada kenaikan bahkan cendrung surut dan kita sangat hati-hati sekali apabila sudah sampai 10 desa yang terendam. Mudah-mudahan saja pada tahun ini tidak ada kejadian seperti itu,” pungkasnya.(LUS/Lsn)