Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Prov Kalteng Yuas Elko saat mengikuti secara virtual Rakor Pengendalian Inflasi dan Sosialisasi penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda, Senin (14/4/2025)(MMC Kalteng)
Palangka Raya, Media Dayak
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Setda Provinsi Kalteng), Yuas Elko, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Sosialisasi Penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (14/04/2025).
Rakor dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, yang dalam arahannya mengajak seluruh kepala daerah untuk aktif melakukan penanaman sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Ia menekankan pentingnya perencanaan yang baik agar tidak menimbulkan ketidakstabilan harga komoditas, khususnya bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit—komoditas yang kerap memicu inflasi.
“Lahan tidak perlu terlalu luas, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kampungnya sendiri. Yang penting, kita bisa benar-benar mengendalikan harga komoditas seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit,” ujar Tomsi Tohir.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam paparannya menyampaikan perkembangan harga pada minggu kedua April 2025. Ia menjelaskan bahwa inflasi year-on-year (Maret 2025 terhadap Maret 2024) tercatat sebesar 1,03%, sedangkan inflasi month-to-month (Maret 2025 terhadap Februari 2025) sebesar 1,65%.
“Inflasi bulanan pada Maret 2025 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan juga dibandingkan Maret 2024. Sementara inflasi tahunan Maret 2025 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.
Amalia menambahkan, inflasi bulan ke bulan tidak hanya disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, tetapi juga karena berakhirnya diskon tarif listrik 50%, yang menyebabkan lonjakan biaya listrik bagi konsumen.
Secara umum, komoditas utama penyumbang inflasi pada Maret 2025 berasal dari sektor pangan, yaitu bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Masing-masing mengalami inflasi sebesar 24,07%, 13,67%, dan 1,64%. Amalia juga mencatat bahwa secara historis, komoditas bawang merah dan daging ayam ras memang cenderung mengalami inflasi pada masa Ramadan dan Idulfitri, seperti pada Maret 2023 untuk bawang merah dan Mei 2022 untuk daging ayam ras.
Ia juga mengungkapkan bahwa rata-rata harga bawang merah pada minggu kedua April 2025 berada di atas rentang Harga Acuan Penjualan (HAP) dan mengalami kenaikan 8,67% dibanding Maret 2025. Untuk cabai rawit, meskipun masih berada di atas HAP, harganya justru menurun 6,15% dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan harga cabai merah naik 3,79% dibanding Maret 2025 dan juga berada di atas HAP.
Rakor ini juga dirangkai dengan sosialisasi penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda. Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, dalam presentasinya menyampaikan terkait Seleksi Terbuka Lokasi Pembangunan SMA Unggul Garuda Baru. Sekolah Unggulan Garuda merupakan gagasan Presiden RI Prabowo Subianto yang menginginkan hadirnya sekolah berkualitas di seluruh pelosok tanah air.
“Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada pengembangan sains dan teknologi. Salah satu tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah akses pendidikan berkualitas. Sekolah Unggulan Garuda diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswi yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan unggulan, agar mereka bisa berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,” jelas Stella.
Usai mengikuti rakor, Staf Ahli Gubernur Yuas Elko menyampaikan beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian bersama terkait isu inflasi. Meskipun saat ini inflasi di Kalteng masih terkendali, ia mengingatkan dinas terkait untuk terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya komoditas yang rentan fluktuasi seperti cabai.
Turut hadir dalam rakor tersebut di Ruang Rapat Bajakah antara lain Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, serta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Instansi Vertikal Provinsi Kalteng yang terkait.(MMC/YM/Aw)