Palangka Raya, Media Dayak
Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meminta pejabat pemerintah Kabupaten/Kota memperhatikan fakir miskin, dan jompo terlantar.
“Beberapa waktu yang lalu di media social saya melihat lanjut usia (lansia) usia 80 an tahun dan pakir miskin, yang tidak pernah disentuh oleh pemerintah Kabupaten/Kota se-Kalteng, ini tidak boleh, saya minta pemerintah harus hadir, mengurus lansia-lansia, kapan perlu dirikan panti-panti jompo di semua Kabupaten,” terang Gubernur didepan Bupati/Wali Kota di Istana Isen Mulang usai lantik Bupati dan Wakil Bupati Gumas, belum lama ini.
Gubernur berharap pejabat Kabupaten/Kota menghidupkan jiwa sosialnya bagi masyarakat tak mampu.
“Andai kata, kalau waktu bapak/ibu ada khilaf waktu sebagai penjabat, ketikamemimpin,” terang Gubernur. Akan menebus dosanya melewati membantu dan mengurus orang tidak mampu,” tandas Gubernur memberikan pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kalteng Suhaemi menyebutkan, pihaknya sedang merencanakan program bantuan permodalan bagi masyarakat lansia Kabupaten/Kota se-Kalteng. Bantuan permodalan untuk pengembangkan ketrampilan ekonomi kreatif.
Dijelaskan, bagi kaum lansia yang ingin terus berkerja potensial seperti ingin beternak ayam dan mengenyam rotan akan diberikan permodalan sehingga lebih semangat di masa tua mereka. “Kita masih menghitung berapa bantuan layak,” kata Suhaeimi.
Menurut Suhaemi, saat ini Dinsos masih memvalidasi data untuk lansia dan anak-anak terlantar karena datanya selalu dinamis. Pelayanan lansia dan anak terlantar menjadi prioritas pihaknya di 14 Kabupaten/Kota.
Dinsos selaku leading sektor, sejauh ini telah memiliki sejumlah program dalam pelayanan kepada lansia.
Secara umum ada dua jenis layanan yang diberikan kepada lansia, yaitu di dalam lembaga dan luar lembaga.
Untuk orang tua jompo di kelola oleh Pemerintah Kota (Pemko), bias ditampunghanya 80 orang saja berada di panti selebih di berikan pelayanan di luarpanti.
“Dinsos Provinsi, jelas Suhaemi tentu akan membeckup, program Dinsos kabupaten/kota apalagi untuk program lansia. Pelayanan dalam lembaga dipanti bagi lansia ditampung mendapatkan pelayanan dasar sesuai kebutuhan, mulai dari makanan hingga pelayanan kesehatan untu kada yang menderita sakit,” urainya.
Sementara, lanjut Suhaemi untuk layanan luar lembaga dilakukan dengan bermitra dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota terus dengan memberikan pelayanan home care secara berkala.
Kemudian pendampingan yang dilakukan oleh pekerja sosial. Dimana pekerja social ini bertugas untuk memastikan para lansia ini bias mengakses pelayanan-pelayanan dasar sesuai kebutuhannya. “Persentase lansia di Kalteng lebih kecil di banding daerahluar,” kata pungkasnya.(Ytm/Lsn)