Distan Barito Utara Programkan Penguatan Pengolahan Lahan

Ir Setia Budi

Muara Teweh, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Pemkab Barut) melalui Dinas Pertanian (Distan) setempat pada tahun 2019 ini akan memprioritaskan program penguatan pengolahan lahan. Hal itu dalam rangka mendukung suksesnya program pertanian di daerah ini.

“Pengertian pengolahan lahan disini, para petani tidak lagi mengerjakan lahan dengan melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar lalu menanam dan pengemboran tanah menggunakan alat seperti cangkul, tetapi pengemboran nantinya akan mengunakan traktor,” kata Setia Budi, Minggu (13/1).

Kadis Pertanian berharap satu orang petani itu minimal memiliki dua hektar lahan yang sudah bebas dari bekas sisa tanaman yang ditinggalkan diatas permukaan tanah, sehingga traktor, mesin panen dan  alat tanam bisa masuk dan bisa bekerja dengan mudah dalam pengolahan lahan.

Dikatakan Setia Budi untuk kedepanya, apabila para petani memiliki dua hektar lahan yang siap olah dengan peralatan mesin pertanian, maka para petani akan dengan mudah mengelola lahan pertanianya. “Dengan mengunakan alat mesin pertanian ini dalam mengolah satu hektar hanya memakan waktu 3 sampai 4 jam dan sudah siap tanam,” katanya.

Setia Budi menjelaskan untuk daerah-daerah lahan yang banyak terdapat banyak sisa atau bekas tanaman yang ditinggalkan, Dinas Pertanian menyediakan bahan kimia penghancur tongak, yakni setelah di tebang dioleskas dalam jangka 3 bulan tonggak tersebut akan hancur.

“Kita mengharapkan para petani tidak lagi membayangkan cara-cara berpola bertani seperti yang dulu, yang terlalu sederhana yakni begitu bersih keringkan, bakar kemudian tugal (tanam). Jadi pola yang sekarang bersihkan kemudian traktor,” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskannya untuk pemupukan, pihaknya tahun 2019 ini, juga akan memperkuat pengunaan pupuk organik secara alami yakni pada tahun 2019-2023 dengam moto “Pertanian Sehat Yang Menjauhi Bahan Kimia, Juga Pertanian Berkelanjutan”.

“Maksud  dari pertanian berkelanjutan adalah yang di dalamnya terdapat siklus seperti petani yang menanam jagung, kemudian jagungnya dijual dan sebagianya dimamfaatkan untuk beternak. Dari kotoran tersebut  kita manfaatkan lagi ke lahan pertanian, maka itu yang disebut siklus berkelanjutan,” pungkasnya.(lna/Lsn)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait