Dinkes Barut Gelar Pertemuan Germas Dalam Upaya Promosi Kesehatan Jiwa dan Napza Bagi Siswa SMP dan SMA

oppo_0

PERTEMUAN GERMAS-Dinas Kesehatan Barito Utara menggelar kegatan pertemuan Gerakan Masyarakat (Germas) dalam upaya promosi kesehatan jiwa dan napza bagi siswa siswi SMP dan SMA. Dalam kegiatn tyersebut dihadiri guru pendamping masing-masing sekolah, di aula Dinas Kesehatan setempat, Jum’a (27/9/2024).(Media Dayak/Lana)

Muara Teweh, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara menggelar kegiatan pertemuan gerakan masyarakat (Germas) dalam upaya promosi kesehatan jiwa dan napza bagi siswa siswi SMP dan SMA. Dalam kegiatn tyersebut dihadiri guru pendamping masing-masing sekolah, di aula Dinas Kesehatan setempat, Jum’a (27/9/2024). Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Priadi AR SKM membuka secara resmi kegiatan tersebut.

“Saya selaku Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara mengucapkan terima kasih dan sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan gerakan masyarakat daalam upaya promosi kesehatan jiwa dan bagi remaja,” kata Kadis Kesehatan Pariadi saat membuka kegiatan tersebut.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa menyebutkan bahwa upaya kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pedekatan promotif, preventif dan rehabilitative yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan bersama-sama dengan lintas sektoral terkait.

“Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, berbagai upaya telah diwujudkan agar dapat merealisasikan makna yang terkandung dalam undang-undang tentang kesehatan jiwa tersebut,” kata Pariadi.

Ia juga mengatakan, gangguan kesehatan mental pada remaja adalah masalah yang memerlukan perhatian khusus. Itulah sebabnya masalah kesehatan mental remaja perlu segera diminimalkan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan jenis masalah mental  yang sering dialami oleh remaja.

Selain itu juga kata dia, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu gangguan kesehatan mental pada remaja, salah satunya adalah pola asuh orang tua. Beberapa orang tua mugkin tidak menyadari bahwa mereka telah memberikan tekanan berlebih atau bersikap terlalu protektif pada anaknya.

“Tekanan seperti itulah yang kerap menyebabkan anak remaja mengalami masalah mental. Upaya promotif dan preventif kesehatan jiwa saat ini lebih diutamakan melaui pendekatan siklus kehidupan, dimulai dari  saat pra nikah dan konsepsi hingga pendekatan di masa tumbuh kembang anak semaja,” kata Kadis Kesehatan.

Sehingga kata Pariadi menjadi sangat penting upaya mengenali faktor resiko masalah kejiwaa, pencegahan secara eksplisit, memperbaiki konsekwensi akibat kesulitan kerentanan kesehatan jiwa sejak dini yang diharapkan dapat mencegah morbiditas (istilah medis yang dapat disefinisikan dengan baik sebagai jumlah orang sakit atau meninggal dalam suatu populasi), dan mortalitas (jumlah kematian yang diamati selama periode tertentu, biasanya satu tahun)   akibat gangguan jiwa.

Lebih lanjut Pariadi, penyalahgunaan Napza (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya baik zat alami atau sintetis) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat.

Factor risiko yang dapat diidentefikasi pada remaja penyalahguna Napza diantaranya yaitu konflik keluarga yang berat, kesulitan akademik, gangguan tingkah laku dan depresi, penyalahgunaan Napza oleh orang tua dan teman, impulsivitas, merokok pada usia terlalu  muda.

“Diharapkannya dengan adanya pertemuan ini orang-orang yang sedang mengalami masalah kesehatan mental akan lebih peduli pada dirinya sendiri, serta orang-orang disekitar yang mengalami masalah mental dapat tetap melakukan komonikasi dengan baik. Karena masalah ini diketahui tidak dapat diatasi karena dampak yang akan terjadi pada mereka,” imbuhnya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Barito Utara, Ina Yastika menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada remaja akan pentingnya kesehatan mental dan berperilaku hidup sehat.

“Pertemuan ini diikuti sebanyak 50 peserta yang terdiri dari perwakilan dari 5 (lima) Sekolah Menengah Pertama guru pendamping dan 5 Sekolah Menengah Atas beserta pendamping,” kata dia.(lna/Lsn)

 

 

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait