Dari Hobi Hingga Buat Mebel dan Kumpang Pisau

Anggon tengah membuat hulu dan kumpang pisau (Atas). Meja/kursi lipat serta meja serba guna hasil kerajinan Anggon (Bawah). (Media Dayak/Novri JK Handuran)

Kuala Kurun, Media Dayak

Bacaan Lainnya

Anggon B (67) seolah tak menyerah untuk tetap berkreativitas kendati usianya sudah lansia (lanjut usia).

Pensiunan guru yang tinggal di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas) itu tetap semangat dalam menyalurkan hobinya membuat mebel serta hulu (gagang) dan kumpang (sarung/pembungkus) pisau.

“Semuanya ini (membuat mebel serta hulu dan kumpang pisau) berawal dari hobi. Saya melihat hobi ini baik bagi saya dan keluarga serta masyarakat. Hobi ini menjadi kesukaan saya,” ujar Anggon ditemui di kediamannya, Senin (15/8).

Anggon lebih lanjut mengatakan, dari hobinya membuat hulu dan kumpang pisau dari kayu tambalik angin dan kayu meranti, selanjutnya ia merambah ke hobi lainnya, yakni membuat kerajinan khas Dayak Pahera (Beliung), Keba serta kerajinan khas Dayak lainnya.

Anggon juga membuat kerajinan mebel dari kayu meranti seperti meja, kursi, rak sepatu, meja lipat, meja makan, ranjang, lemari baju, rak buku, tempat menyimpan minuman dalam kemasan dan aneka kerajinan mebel lainnya yang kualitasnya tak kalah dengan kerajinan mebel dari pengrajin mebel lainnya di Gumas bahkan di luar Gumas.

Untuk membuat hulu dan kumpang pisau, mebel, Pahera Keba serta kerajinan khas Dayak lainnya, Anggon mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Awalnya ia membuat 1 sampai 3 buah saja. Namun beberapa temannya merespon dengan baik bahkan ada yang memesannya, hingga akhirnya ia makin giat membuatnya.

“Sudah banyak hulu dan kumpang pisau, mebel, Pahera dan Keba yang sudah saya buat dan terjual,” aku Bapak 3 anak itu.

Hulu dan kumpang pisau laki-laki dan perempuan ia jual dengan harga bervariasi, tergantung ukurannya. Hulu dan kumpang pisau laki-laki dijualnya 300 ribu dan perempuan 250 ribu. Untuk kerajinan mebel, dijualnya dengan harga 1,5 juta hingga 2,5 juta.

“Dalam pembuatan hulu dan kumpang pisau, mebel, Pahera dan Keba serta kerajinan khas Dayak lainnya proses pembuatannya tidak sebentar, dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan kecermatan. Hal itu untuk menghasilkan hasil yang optimal. Kepuasan pembeli adalah yang utama,” terang Anggon.

Anggon berharap apa yang ia lakukan bisa dicontoh oleh generasi muda dan masyarakat Gumas umumnya. Kreativitas tanpa batas untuk kemaslahatan diri, keluarga, masyarakat bangsa dan negara.

“Saya menikmati dan menyukai hobi saya ini yang memberi keuntungan bagi saya dan keluarga serta masyarakat. Mari kita berkreativitas dengan memanfaatkan potensi didiri kita masing-masing serta potensi sumber daya alam yang ada di wilayah ini.Kita bisa kalau kita mau,” tutur Anggon mengakhiri. (Nov/Aw)

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *