Bupati Hadiri Silaturahmi Pasukan Merah TBBR se Kalteng

Bupati Katingan Sakariyas dan Panglima Jilah beserta sejumlah FKPD dan ratusan pasukan merah TBBR se Kalteng tari manassai, di acara silaturahmi pasukan merah TBBR se Kalteng, Senin (18/9), di lapangan Sport Center Kasongan. (Media Dayak/Ist)

Kasongan, Media Dayak

Bupati Katingan Sakariyas hadiri silaturahmi pasukan merah TBBR Kabupaten Katingan dengan pasukan merah TBBR se Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin siang (18/9), di lapangan Sport Center – Kasongan.
 
Turut hadir juga, ketua TP PKK Kabupaten Katingan Ny Daurwatie Sakariyas, ketua DPRD Katingan Marwan Susanto, sejumlah Forkopinda, sejumlah kepala OPD terkait dan sekitar 600 orang lebih pengurus beserta anggota pasukan merah TBBR dari 14 Kabupaten dan Kota se Kalteng. 
 
Selain acara silaturhmi, dirangkai pula dengan sejumlah acara lainnya, diantaranya tari manassai bersama, peniupan lilin dan pemotongan kue HUT Panglima Jilah ke 43 dan HUT Katingan ke 21 serta sejumlah atraksi yang digelar oleh pasukan merah TBBR.
 
Bupati Katingan Sakariyas dalam sambutannya mengatakan, selain mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada ratusan pengurus beserta anggota pasukan merah TBBR se Kalteng dan juga panglima Jilah atas kedatangannya di bumi Penyang Hinje Simpei ini, juga merasa terhormat dan bangga atas digelarnya silaturahmi di Kasongan, ibukota Kabupaten Katingan ini. 
 
Terkait dengan kegiatan ini, menurutnya, kita harus bangga menjadi orang Dayak. Kita orang Dayak harus bersatu padu, dan harus memiliki adat istiadat dan peradaban yang selama ini kita junjung tinggi secara turun menurun. 
 
Selanjutnya, dengan digelarnya acara ini pula, dirinya berharap kepada pasukan merah TBBR se Kalteng tetap selalu eksis menjaga kebersamaan. “Dan yang tidak kalah penting juga jaga kesatuan dan persatuan kita bersama, serta selalu melakukan komunikasi,” harap orang nomor satu di bumi Penyang Hinje Simpei ini. 
 
Di tempat yang sama, panglima Jilah dalam sambutannya menjelaskan tentang identitas kita sebagai orang Dayak di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sampai kapanpun tidak bisa sirna. Oleh karena itu, sebagai orang Dayak, kita wajib mencintai dan memelihara bahwa kita orang Dayak,” kata panglima Jilah.
 
Begitu pula adat dan istiadat serta aturan-aturan yang dibuat oleh para pendahulu kita, lanjutnya, harus kita taati. Karena, semua aturan tersebut tidak lain adalah agar kebersamaan kita selalu tetap terjaga sampai kapanpun juga.
 
Terkait dengan TBBR, dirinya berharap dengan sangat agar kita selalu bangga dengan TBBR. Jaman boleh berubah apapun status kita, namun kita harus tetap ada. Dan berbahagialah kepada orang-orang yang tidak pernah lupa kacang dengan kulitnya. “Pasalnya, kita ada sekarang, karena adanya para pendahulu kita,” tandasnya. (Kas/Aw)
image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait