Kepala KPw BI Kalimantan Tengah, Yura Djalins.
Palangka Raya, Media Dayak
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah menyarankan hilirisasi batu bara untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah yang berkelanjutan di tengah turunnya permintaan batu bara.
Kepala KPw BI Kalimantan Tengah, Yura Djalins mengatakan, sejauh ini, perekonomian Kalimantan Tengah masih bergantung pada brown economy seperti industri kelapa sawit dan batu bara. Padahal, permintaan batu bara global diperkirakan mengalami perlambatan terutama di tengah semangat global menuju green economy.
“Percepatan hilirisasi batu bara dapat menjadi solusi utama mewujudkan dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan yang berkelanjutan di tengah turunnya permintaan batu bara,” kata Yura, Rabu (18/1).
Hilirisasi yang dapat dilakukan di Kalimantan Tengah sesuai dengan Grand Strategi Komoditas Minerba (GSKM) Dirjen Minerba adalah Coal Gasifikasi, CoalLliquefaction, CoalBbriquette, Coal Upgrading, Cokes Making, maupun ekstraksi batu bara.
Yura menerangkan, batu bara akan dihentikan tahun 2050 karena menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Sedangkan cadangan batu bara Kalimantan Tengah saat ini masih sangat besar dan mencapai jumlah 1,9 miliar ton.
“Agar stok batu bara yang banyak di Kalimantan Tengah masih bisa dijual, perlu dikurangi emisi karbon yang dikeluarkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan hilirisasi sehingga mampu mengatasi potensi penurunan permintaan batu bara ke depan,” jelasnya.(Aw)