Berbagai Pihak Mendukung Kelancaran Pembangunan IKN Nusantara

Oleh : Joanna Alexandra Putri )*
Pembangunan IKN sedang dalam proses dan ditargetkan pada pertengahan tahun 2024, Istana Kepresidenan sudah selesai, karena akan dijadikan sebagai tempat pelakasanaan upacara Kemerdekaan 17 Agustus. Pembangunan IKN didukung oleh berbagai pihak. Dukungan mereka sangat penting karena akan melancarkan pembangunannya, dan IKN akan berdiri sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi.
Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru, akan dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pembangunan ini merupakan mega proyek sehingga butuh waktu bertahun-tahun. Masyarakat sangat terpukau dengan konsep IKN, yang walau belum selesai, sudah mengagumkan. IKN Nusantara bukan sekadar ibu kota biasa, bukan kota megapolitan dengan gedung raksasa seperti Jakarta, tetapi akan jadi green city yang canggih.
Berbagai pihak mendukung kelancaran pembangunan IKN Nusantara. Menjelang Ramadan 1444 H, Gerakan Pemuda Ansor bersama Banser NU Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara menggelar Silaturahmi & Istighosah,  di Pendopo Titik Nol, pada Minggu 19 Maret 2023. Kegiatan ini dirangkai deklarasi atau pernyataan sikap mendukung kelancaran pembangunan IKN Nusantara di Sepaku PPU yang aman dan kondusif.
Ketua PAC Ansor Sepaku Hendro Susilo menyatakan bahwa tujuan silaturahim ini adalah untuk mendekatkan diri seluruh komunitas di bawah naungan NU untuk bersinergi agar pembangunan IKN berjalan lancar aman dan kondusif.
Hendro melanjutkan, ramadan harus disambut dengan suka cita, berzikir dan bersolawat bersama. Ia dan segenap jamaah juga meminta kepada pemerintah pusat agar bersinergi dengan Polda Kaltim untuk menciptakan suasana yang aman dan tentram, sehingga pembangunan IKN berjalan lancar, sesuai dengan yang diharapkan oleh Presiden Jokowi dan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam artian, warga asli Penajam Paser Utara mendukung pembangunan IKN. Mereka optimis jika Penajam diganti namanya jadi Nusantara dan dijadikan ibu kota Indonesia, maka daerah tersebut akan lebih maju. IKN Nusantara akan jadi kota yang canggih dan memajukan Kalimantan, terutama di wilayah Penajam, Sepaku, dan sekitarnya.
Dengan dukungan dari warga asli Penajam Paser Utara maka sangat baik dampaknya, karena pembangunan proyek-proyek IKN akan berjalan dengan lancar. Penduduk Penajam Paser Utara tidak terganggu ketika ada truk dan alat berat yang melewati wilayah mereka. Masyarakat juga tidak keberatan dengan IKN, malah merasa senang karena daerahnya makin maju dan infrastrukturnya ditambah (berupa jalan raya dan Bendungan Sepaku).
Dukungan dari masyarakat sangat berarti dan mereka tidak menentang proyek pembangunan IKN sama sekali, apalagi mengadakan demo untuk melawannya. Kalaupun ada oknum yang memprovokasi agar mengadakan unjuk rasa, tidak dihiraukan.
Sementara itu, dukungan juga hadir dari tokoh masyarakat Dayak. Tokoh adat Dayak Kenyah sekaligus sesepuh di Kalimantan Timur, Drs Laden Mering, S.H, M.H menyatakan bahwa Suku Dayak sangat mendukung pembangunan ibu kota negara di Kalimantan Timur. Tidak ada masyarakat yang menentangnya. Laden juga berharap ada tokoh Dayak yang duduk dan terlibat dalam pembangunan ibu kota baru karena bisa motor penggerak pembangunannya.
Dalam artian, pemindahan ibu kota negara didukung penuh oleh banyak pihak. Tak hanya pemerintah daerah di Penajam Paser Utara, tetapi juga masyarakat Dayak sebagai warga asli Kalimantan Timur. Jika ada dukungan maka pemindahan dipastikan akan berjalan dengan mulus karena tidak ada konflik.
Upaya untuk meminimalisir konflik memang sangat penting karena jangan sampai pemindahan malah berujung perang antar suku. Jika ada dukungan dari warga Dayak sendiri maka tidak akan ada gesekan karena SARA atau tawuran karena persaingan antara warga pendatang dan penduduk asli.
Sementara itu, dukungan juga muncul dari tokoh masyarakat Kutai. Haji Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger, Anggota Dewan Penasehat Kesultanan Kutai Kartanegara, menyatakan bahwa Kesultanan mendukung pembangunan ibu kota negara di Penajam Paser Utara. Akan tetapi perlu diingat untuk tidak menyisihkan budaya daerah. Dengan adanya ibu kota negara di Borneo maka akan memperkuat budaya bangsa dan saling menghormati serta mempererat silaturahmi.
H Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger menambahkan, pemerintah wajib memperhatikan tanah adat karena merupakan warisan nenek moyang. Sebagian tanah adat Kesultanan Kutai Kartanegara diberikan dengan sukarela untuk dijadikan wilayah ibu kota negara baru.
Dalam artian, pihak Kesultanan Kutai Kertanegara sudah berbaik hati dalam memberikan tanah adatnya, karena mereka rela berkorban demi kemajuan Indonesia. Akan tetapi tanaha dat tersebut harus benar-benar dirawat. Karena itu, tanah harus digunakan sebagai mana fungsinya dan jangan sampai malah disalahgunakan.
Dukungan dari masyarakat Dayak dan Kutai Kartanegara amat berharga karena mereka sebagai suku-suku asli yang tinggal di Kalimantan bertindak sebagai tuan rumah. Pemerintah memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada kerajaan tersebut, akan tetapi saling menghormati, sehingga terjadi kerja sama yang saling menguntungkan.
Berbagai pihak mendukung kelancaran pembangunan IKN Nusantara, mulai dari warga sipil hingga tokoh adat. Dukungan mereka sangat berarti karena akan melancarkan proyek pembangunan IKN Nusantara. Tidak ada warga yang menentang pembangunan IKN karena sadar bahwa wilayah Penajam Paser Utara akan makin maju jika menjadi tempat ibu kota Indonesia yang baru.
)* Penulis adalah Kontributor Jeka Media Institute

 

image_print
Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait