Oleh : Marcellino Angel Krey )*
Seluruh aparat keamanan gabungan telah sangat optimal dalam upaya membebaskan Pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya. Bahkan, di tengah adanya banyak ancaman serta hambatan seperti cuaca yang sangat ekstrem serta medan yang sulit dijangkau, namun usaha dan kerja keras serta semangat sama sekali tidak luntur.
Satuan Tugas (Satgas) gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) mengakui bahwa cuaca ekstrem serta medan sulit menjadi faktor utama dari hambatan mereka dalam upayanya melaksanakan misi pembebasan bagi pilot maskapai Susi Air.
Diketahui pula bahwa cuaca di Bumi Cenderawasih, khususnya wilayah penyanderaan Kapten Pilot Philips Mark Mehrtens itu memang seringkali berubah-ubah dengan tidak menentu sehingga sulit juga untuk diprediksi.
Terkait hal tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Mathius D Fakhiri menjelaskan bahwa Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya juga dengan sangat sengaja terus memindah-mindahkan tempat penyanderaan mereka dengan tujuan supaya sulit terlacak oleh aparat keamanan.
Walaupun sebenarnya meski mereka seringkali melakukan perpindahan tempat dengan tujuan untuk mengecoh dan agar supaya aparat keamanan tidak bisa melacak keberadaan gerombolan separatis itu, namun ternyata kecanggihan aparat TNI, Polri hingga BIN sama sekali tidak bisa diragukan lagi.
KST Papua terus memindahkan posisi penyanderaan di sekitaran Kabupaten Nduga dan juga Lanny Jaya sehingga membuat aparat keamanan dari personel gabungan kemudian terus berupaya agar bisa semakin mempersempit ruang gerak mereka agar tidak berpindah tempat lagi.
Bukan hanya itu, strategi yang dilakukan oleh aparat keamanan dari pasukan gabungan adalah dengan memutus mata rantai bahan persediaan logistik kepada kelompok separatis dan teroris di Bumi Cenderawasih itu agar mereka juga kesulitan dan tidak bisa seenaknya memperlakukan sandera.
Bagaimana bentuk kepedulian yang sangat tinggi diberikan oleh seluruh jajaran aparat keamanan hanya untuk pilot berkebangsaan Selandia Baru itu, Panglima Daerah (Pangdam) XVII / Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Izak Pangemanan mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan dan sama sekali tidak pernah melepaskan pantauan tersebut.
Dalam hasil pemantauan lapangan yang dilakukan oleh aparat keamanan, terlihat bahwa kini kondisi yang dialami oleh Pilot Susi Air itu masih baik-baik saja. Bahkan saat ini badan dari Philips Mark Mehrtens terpantau menjadi menggemuk, sama sekali tidak kurus, sehingga bisa ditangkap bahwa dirinya juga tidak dalam kondisi kekurangan makanan.
Kemudian jika dilihat dari muka atau raut wajah dan ekspresinya, sama sekali pula dia tidak terlihat sedang stress, sehingga bisa dikatakan kalau dia juga tidak dalam kondisi yang sedang ketakutan. Maka dari itu, mengenai bagaimana pengamanan dan misi penyelamatan kapten pilot itu sama sekali tidak perlu dipermasalahkan.
Seluruh upaya sampai saat ini terus dimaksimalkan dengan sebaik mungkin oleh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan. Pihaknya juga sesuai dengan bagaimana arahan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) bahwa akan terus menjunjung tinggi dan memprioritaskan pendekatan yang sangat humanis.
Ruang komunikasi serta negosiasi terus dibuka dengan lebar agar kasus itu bisa diselesaikan dengan baik tanpa perlu adanya kontak senjata ataupun juga mampu semakin meminimalisasi kemungkinan jatuhnya korban tambahan, terlebih dari pihak masyarakat sipil yang tidak bersalah.
Sama sekali tidak diperlukan apabila sampai terjadi pertumpahan darah, sehingga memang aparat keamanan dari jajaran pasukan gabungan TNI Polri hingga BIN terus mencegah agar hal tersebut tidak sampai terjadi dan semua proses evakuasi serta pembebasan sang pilot bisa berakhir dengan lancar dan damai.
Karena apabila seluruh upaya dalam misi evakuasi dan penyelamatan Pilot Susi Air tersebut bisa dilaksanakan dengan lancar dan penuh akan kedamaian, maka pembangunan yang selama ini juga terus digencarkan oleh Pemerintah di masa kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Bumi Cenderawasih tentunya juga akan ikut terdorong dengan baik pula.
Senada, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono juga menyampaikan bahwa upaya untuk pembebasan Philips Mark Mehrtens yang disandera oleh KST Papua pimpinan Egianus Kogoya itu dengan jalur negosiasi. Semua langkah tetap dan terus diusahakan. Karena justru jangan sampai hal yang diupayakan aparat keamanan malah mendatangkan dampak buruk dan kerugian dirasakan oleh masyarakat jika upaya pembebasan dengan menggunakan operasi militer.
Meski mengalami banyak sekali hambatan seperti lokasi penyanderaan yang berpindah-pindah dan juga harus menerjang adanya cuaca yang sangat ekstrem, yang mana bisa berubah setiap saat termasuk juga ditambah dengan medan yang dilalui sangat curam hingga sulit dijangkau, namun ternyata segala daya upaya dari seluruh aparat keamanan personel gabungan dalam misi penyelamatan Pilot Susi Air telah dilaksanakan dengan sangat optimal.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Samarinda