Pj Bupati Gumas Herson B.Aden meninjau kesiapsiagaan pasukan dalam menanggulangi bencana karhutla di Gumas. (Media Dayak/Novri JKH)
Kuala Kurun,Media Dayak
Sebanyak 136 hotspot terpantau di Kabupaten Gunung Mas (Gumas).
Berdasarkan prakiraan BMKG Kabupaten Gunung Mas (Gumas) memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024, berdasarkan data jumlah hotspot atau titik panas di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dalam tujuh bulan terakhir menunjukkan jumlah hingga 136 titik panas dengan luas terbakar 68 hektare.
Penjabat (Pj) Bupati Gumas Herson B.Aden menyampaikan hal itu pada amanatnya di Apel Gelar Pasukan dan Sarana Prasarana (Sarpras) Mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Gumas di Halaman Kantor Bupati Gumas, Senin (5/8/2024).
“Apel gelar pasukan dan kesiapsiagaan sebagai antisipasi karhutla yang kita laksanakan hari ini bukan sekedar seremoni, tetapi harus bisa menjadi sarana untuk mengevaluasi kesiapan alat, perangkat dan personil untuk menghadapi dan mengantisipasi potensi eskalasi kejadian dan dampak dari karhutla yang diprediksi akan terjadi dalam minggu-minggu ke depan hingga akhir September nanti,”kata Herson.
Dijelaskan Herson, prioritas utama adalah melakukan pencegahan sedini mungkin supaya tidak terjadi karhutla. Akan tetapi jika terjadi karhutla, maka dalam antisipasi karhutla adalah saat kebakaran baru terjadi dan belum menjalar dan berdampak pada daerah yang luas.
Satgas darat harus sesegera mungkin melakukan pemadaman, karena jika eskalasi daerah terdampak sudah meluas, maka upaya pemadaman akan sangat sulit. Ini jangan sampai terjadi.
“Dalam upaya pencegahan dan meminimalisir kejadian bencana karhutla, saya harapkan untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi bahaya bencana karhutla,patroli rutin, pemetaan wilayah rawan karhutla, pemasangan spanduk himbauan bahaya membakar
hutan dan lahan serta mendirikan Pos Komando di wilayah yang merupakan daerah rawan bencana terutama bencana karhutla,”pinta Herson.
Dia menegaskan,langkah sinergitas pencegahan karhutla harus diupayakan dalam mengatasi potensi kerawanan karhutla. Ini dilakukan agar kejadian karhutla di Gumas dapat ditekan, sehingga bencana dan kerusakan lingkungan yang kerap timbul akibat Karhutla dapat dikendalikan, hutan lestari, lingkungan terjaga untuk masa depan Indonesia.
“Saya juga ingin mengingatkan beberapa hal penting dalam pelaksanaan tugas ini untuk menjadi perhatian ke depan seluruh intansi dan stakeholder terkait TNI-POLRI, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Tagana dan Relawan Masyarakat Peduli Api,yakni kerja sama dan koordinasi, pencegahan,penanggulangan cepat dan keselamatan personel,” katanya.
Tujuan apel gelar pasukan dan sarpras, untuk memastikan kesiapsiagaan Kabupaten Gumas dalam menanggulangi bencana karhutla sehingga setiap instansi dan stakeholder yang tergabung di dalam komando satuan tugas karhutla Kabupaten Gumas dapat mempersiapkan segala sesuatunya seperti sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada.
Turut hadir unsur forkompimda,Sekda Gumas Richard,asisten,staf ahli bupati, kepala perangkat daerah, camat/lurah,dan undangan lainnya. (Nov/Lsn)